My Diary
Selasa, 25 Januari 2022
Apakah kita akan bertemu kembali ?
Selasa, 11 Januari 2022
Ternyata...aku belum siap kehilanganmu
Risalah hati saat ini...
Seminggu lebih sudah tak mendengar suaramu , seminggu lebih kamu tak berada disisiku, kamu menghilang dari pandanganku, tidak menemeniku disini,tidak tahu kamu dimana...
Ternyata belum siap diriku kehilangan dirimu....belum sanggup untuk jauh dari dirimu yang masih selalu ada dalam hatiku...
Tuhan,tolong mampukah aku untuk lupakan dirinya...semua cerita tentang dirinya buatku selalu teringat akan tentangnya selalu akan cinta yg dulu hidupkanku...
Ternyata belum siap aku kehilangan dirimu,belum sanggup untuk jauh darimu yang masih selalu ada dalam hatiku...
Apa kabarmu disana ? Aku doakan dalam lubuk hatiku yang paling dalam, semoga kamu baik2 saja tanpa kekurangan apapun.Apapun yang terjadi kuatkan dirimu...semua ini akan berlalu...percayalah.
Memoir je t'aime 2018-2022...
Minggu, 23 Juni 2019
Ingin menulis V
Itulah kata-kata yang berputar dalam benakku beberapa hari ini. Tidak dipungkiri,manusia yang merasakan sepi akan merindukan kenangan masa lalu. Masa lalu yang ingin rasanya diulang kembali.
Kesepian mengajarkan kita untuk menghargai kebersamaan. Kesendirian mengajarkan kita untuk introspeksi diri. Disaat-saat itulah, muncul kebiasaan. Ingin selalu bersama dengan orang-orang sekitar yang biasanya bersama. Orang yang biasanya bersama dengan kita, tidak bisa selamanya selalu ada disisi kita. Mereka pun perlahan tapi pasti bisa pergi kemana saja,tanpa waktu yang diketahui. Perasaan sedih atas kesepian yang melanda membuat gejolak hati yang menjungkirbalikkan akal pikiran. Kenyataan bahwa kita tidak bersamanya lagi ditolak mentah-mentah oleh perasaan sedih . Perasaan tidak mau peduli akan kenyataan ini. Perasaan hanya menginginkan kita untuk selalu tenggelam dalam kesedihan. Perasaan sepi , sendiri selalu dimunculkan saat mengingat kenangan masa lalu.Ketakutan pun muncul,menghantui. Mengapa aku sendiri ? ....
Aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa takut dengan sendiri...apa yang salah dengan sendiri...
dan aku menemukan jawabannya. ini semua terbiasa dengan kebersamaan. ini sudah terlalu melekat dan membenci hal yang sepi,tidak menyukai kenyataan bahwa suatu hari nanti kita akan memang sendiri.
Bisakah kita menerima kenyataan bahwa dasarnya kita memang sendiri dalam hidup ini.keluarga,kolega,hanya menemani kita untuk sementara. tidak ada yang benar-benar menemani kita sampai akhir hayat kita. Jikalau ada, itu hanya manusia yang sangat beruntung.
Bisakah aku menerima kenyataan bahwa aku juga akan sendiri menjalani hidup ini.
Apakah aku sanggup menjalani hidup ini dengan diriku sendiri...
Ucapan dalam hati yang tak berkesudahan.
Jumat, 09 Maret 2018
Ingin menulis IV
Foto bersama dengan Bhante Atthapiyo tahun 2016,
Beliau sudah meninggalkan dunia fana ini pukul 10.45 kemarin malam. Tersentak diri ini membaca postingan di grup WA. kenangan dengan beliau langsung muncul bertubi-tubi dan tak pelak mata ini mulai membasahi pipi.Selama bersahabat dengan beliau, banyak pelajaran yang bisa diambil, diingat, diresapi. Beliau selalu menekankan walaupun penampilan berbeda, kita sebagai manusia mempunyai keinginan yang sama. yaitu kebahagiaan sejati bukan yang semu. Di setiap ceramah Dhamma beliau suka bercerita kehidupan beliau semasa masih umat awam, bagaimana beliau bertemu dengan Ajaran Dhamma, bagaimana beliau mendapatkan pemahaman akan pilihannya menjadi seorang Bhikkhu.
Ingatan ini membawaku saat di kuti dekat vihara, beliau sudah selesai makan pagi, saya dan teman saya mengunjungi beliau. Beliau memberikan sebuah gantungan kunci yang beliau beli di Myanmar beberapa bulan yang lalu.Sebelum beliau datang di kota ini, saya sempat bergurau di chat messenger, kalau kesini, jangan lupa oleh-oleh. Beliau juga mengiyakan dengan gurauan. Saya pikir beliau hanya bercanda. tetapi besok harinya, beliau membawakan gantungan kunci sebanyak 12 pcs. Dan beliau mengatakan sebenarnya masih banyak lagi di vihara mendut, tapi cukup berat. Saya bertanya, kok berat,bhante ? ia, reruntuhan batu-batu candi di myanmar,hehe bhante menjawab.
Jika beliau online di messenger, saya sering menyapa beliau.Saya suka ngobrol dengan beliau. beliau orangnya supel,ramah,dan yang saya suka itu guyonannya yang khas. Guyonan bhante itu, apa adanya, dan kenyataan yang disebutkan memang begitu dan itulah yang membuat suasana lucu.Beliau sangat pintar . saya juga pernah diberikan nasehat untuk terus melanjutkan hoby saya ini yaitu menulis.Beliau sekolah di jurusan Sastra. jadi beliau mengenal pasti akan tata bahasa,majas-majas,puisi,prosa apapun itu yang berhubungan dengan dunia sastra.Jadi saya sempat memberikan alamat situs blog ini kepada beliau, untuk memberikan masukan, apakah salah satu tulisan di blog saya ini menarik atau tidak ,tata bahasa yang saya pakai atau apakah si pembaca mengerti akan tulisan si penulis. Beliau memberikan masukan yang sangat baik untuk saya.Saya tidak akan melupakan jasa-jasa beliau untuk waktu yang lama.Terakhir kali beliau sempat memberikan usul, bagaimana kalau saya mengirimkan tulisan ini kepada salah satu pengurus Vihara di Jakarta.Tulisan tentang Dhamma tentunya. Tetapi saya masih awam, saya masih pemula, jadi saya belum bisa mengiyakan permintaan beliau. Saya masih merasa belum bisa apa-apa sampai mengirimkan tulisan tentang Dhamma kepada pengurus Vihara Jakarta. Beliau memberikan usul menuliskan tentang "labirin kehidupan" Menurut saya itu harus penuh dengan inspirasi yang nyata. tidak sekedar membuat imajinasi tentang labirin kehidupan. Saya hanya bisa mengingat kata-kata beliau tersebut tanpa mewujudkannya.
Bhante, selamat jalan. Bhante memiliki keunggulan dalam kebaikan , tetaplah tersenyum dimanapun bhante berada. Saya tidak akan melupakan bhante di kehidupan ini. Bhante juga guru saya, yang selalu saya rindukan. Bhante....semoga jasa-jasa kebaikan bhante selalu mengikuti bhante dimanapun. semoga bhante selalu berbahagia.sadhu sadhu sadhu.
Memori kelam di hari yang sangat cerah ini.....
Kamis, 21 Desember 2017
Ingin Menulis III
Minggu, 24 September 2017
Nasehat sang Guru
Ini beberapa pertanyaan yang pernah kuajukan kepada seseorang yang belum pernah aku temui langsung. Walaupun hanya bertanya melalui chatting, tetapi aku sangat berterima kasih kepada beliau, karena mau menjawab dan memberikan nasehat tulus kepadaku yang tersesat dalam hutan belantara kehidupan ini. Semoga beliau senantiasa sehat, dan tercapai impian luhurnya.....
Q ; Bagaimana caranya untuk puas terhadap diri sendiri ? karena diri ini selalu mengeluh ...
A :
1. Jangan membandingkan
2. Mengerti sangat sulit terlahir sebagai manusia
3. Ingat perjuangan seorang ibu, 9 bulan mengandung penuh Dukkha ( derita), melahirkan mempertaruhkan nyawa, merawat dan selalu memberi yang terbaik sedang ia rela menerima sisanya, rela menerima kotoranmu, rela mengorbankan hidupnya 😢
4. Diri ini sebagai modal terbesar untuk mencapai tujuan.
5. Bila si buta masih bisa berlari, si tuli masih bisa bernyanyi, si bisu masih bisa menari, mengapa diri ini malah seperti ini ? temukan provokatornya dalam diri sendiri.
Q : Apakah memiliki sebuah impian dalam hidup termasuk nafsu keinginan ?
A : bukan, impian yang baik itu dapat memotivasi diri, seperti pangeran Sidharta yang memiliki impian terbebas dari penderitaan setelah melihat orang sakit,tua dan orang mati. Harus memiliki Viriya (semangat) dan Khanti (kesabaran ), dua hal ini merupakan pondasi dalam berlatih kami (beliau dan teman2nya ) dan juga bagi banyak orang sukses di dunia ini. Jadi orang harus keras ke dalam dan lembut ke luar.Musuhmu ada di dalam termasuk mengeluh.
Nasehat yang makjleb...: Sang Buddha sudah memberi contoh perjuangan tujuh tahun penuh penderitaan, tanpa henti, mengeluh ataupun kendur, masak sebagai muridnya , tidak bisa menyontoh sedikit aja (hiks )😔
Lahir menjadi manusia itu teramat amat susah, tapi kamu telah lahir. jadi sebenarnya tidak ada yang susah lagi bila kita mau mencoba terus dan terus. sampai bisa, seperti balita belajar jalan.semangat tak pernah pudar, walaupun jatuh terus.
Melawan malas itu merupakan salah satu latihan. karena latihan sesungguhnya adalah menghadapi hal yang tidak menyenangkan. kalau enak terus apa yang bisa dipelajari ?
Mantaf.....