Kamis, 21 Desember 2017

Ingin Menulis III

Bersabarlah walaupun itu sangat sulit



Luapan omongan dalam hati keluar dari kemarin sejak membaca,mendengar dan menonton berita meninggalnya salah satu member boyband korea yang ternama. Sebenarnya, diri ini pun masih belum mengerti apa makna dari kehidupan ini,bagaimana menjalani kehidupan dengan apa adanya,Tetapi aku merasa beruntung detik ini aku masih bisa bernapas dengan sehat, batinku juga masih ada disini .Aku merasa puas dengan diriku yang sekarang yang penuh dengan kekurangan seperti ini.
Membicarakan kematian sungguh sangat menakutkan bagi banyak orang. Apalagi jika kematian mendadak yang dibuat cepat alias bunuh diri. Begitu juga dengan kematian seorang artis terkenal. Disaat ketenaran , kepopuleran, nama yang terkenal, hingar bingar fans yang mendunia, berada di puncak , tidak serta merta membuat seorang artis tersebut bahagia. Bahagia disini lebih ke arah dalam. Batin para pesohor dunia kebanyakan rapuh. Hampir semua tidak mengenali batin mereka sendiri,tidak terkecuali diri ini yang sebelumnya tidak pernah mengenal meditasi.
Dikarenakan kesibukan jadwal kerja yang sangat padat, mereka hampir tidak pernah mengenal siapa dirinya sendiri. Mereka seperti mayat hidup yang dipasang remote kontrol. Tingkat bunuh diri di Korea sangat tinggi. Menurut data yang kubaca, negara korea merupakan negara no.4 untuk tingkat kematian masyarakat yang melakukan bunuh diri.Sungguh ironi jika mendengar, membaca berita tentang hiburan di negeri ginseng tersebut.Tapi tulisanku disini tidak berbicara lebih lanjut tentang ketimpangan dibalik ketenaran negara korea. Tangan ini lebih memilih mengetik tentang batin seseorang.
Pada dasarnya, manusia terbagi menjadi 2 bagian, yaitu jasmani dan mental. Jasmani yang sehat belum tentu menjamin mentalnya ikut sehat. Tetapi jika mental yang sehat, itu hampir menjamin jasmani juga bisa ikut sehat. Kenapa aku menulis hampir menjamin ? karena jasmani juga mengalami kelapukan yang lambat laun akan memudar dan rapuh. Tetapi jika anda memiliki mental atau batin yang sehat, jika suatu saat jasmani ini merasa sakit, itu tidak terlalu berpengaruh besar. Karena anda telah memahami batin sendiri dan menerima batin anda apa adanya.
Batin seseorang yang tidak pernah dilatih konsentrasi atau ketenangan, itu seperti monyet liar, kuda liar atau ombak yang dibawa badai besar. Disini aku mengingat kata-kata seorang Guru besar. " Menaklukan diri sendiri adalah pemenang sejati" Bukan berarti kita menganggap batin sendiri adalah musuh kita. Tetapi menaklukan ego, mmebersihkan kotoran batin yang tidak pernah disadari telah merasuk ke dalam batin. Kotoran batin inilah penyebab kita tidak pernah puas terhadap batin sendiri. Kita selalu dibawa berputar-putar dalam masalah yang muncul saat hidup ini. 
Masalah yang dihadapi oleh seorang artis yang baru-baru ini melakukan tindakan bunuh diri sangatlah kompleks. Dia menganggap dirinya hancur didalam, tidak ada yang bisa membantunya .Walaupun dia mencoba berusaha untuk keluar dari keterpurukan, dia akhirnya menyerah.Entah sudah berapa lama dia sudah mengalami depresi seperti itu. Ketika aku membaca surat terakhirnya melalui situs web di korea, aku berandai-andai, jika saja dia bisa bertemu dengan orang yang bijaksana mungkin hal ini tidak akan terjadi. Andai saja manajement artis tempat sang artis bernaung memberikan perhatian lebih ke dalam batin si artis, hal ini tidak mungkin terjadi, andai saja di korea, sering dilakukan retret meditasi untuk para pesohor dunia, hal ini juga tidak akan terjadi. 
Sungguh, aku sangat prihatin melihat berita ini. Sudah cukup banyak artis-artis korea yang telah melakukan tindakan seperti ini. Dan ini sepertinya akan terulang kembali di masa depan.

Aku lebih bahagia melihat kehidupan seorang bhikkhu hutan yang sangat sangat sederhana. Mereka jauh dari hingar bingar kemewahan . Tetapi melihat wajah-wajah beliau sungguh menentramkan batin. Itu merupakan keindahan batin yang terpancar keluar dari seorang bhikkhu hutan. Berbanding terbalik dengan para pesohor dunia. Walaupun mereka memakai pakaian yang mewah,perhiasan yang harganya fantastis ,make up yang terkenal di tubuh mereka, tidak ada keindahan batin yang terpancar dari wajah mereka. Raut wajah mereka kelelahan,karena itu make up artis berkerja extra keras untuk menutup wajah kelelahan si artis.

Cukup sudah untuk angka kematian bunuh diri ini. Jangan lagi bertambah. Sayangi dirimu sendiri. Kehidupanmu sangat berharga kawan. Berusahalah walaupun kamu jatuh bangun. Bersabarlah meskipun itu sangat sulit. Suatu saat, kepelikan,kerumitan hidup ini pun akan berlalu tanpa kamu sadari. Ini pun akan berlalu, jadi lewati dengan tegar.Itulah pemenang sejati!


Minggu, 24 September 2017

Nasehat sang Guru

the best answer i've ever heard...


Ini beberapa pertanyaan yang pernah kuajukan kepada seseorang yang belum pernah aku temui langsung. Walaupun hanya bertanya melalui chatting, tetapi aku sangat berterima kasih kepada beliau, karena mau menjawab dan memberikan nasehat tulus kepadaku yang tersesat dalam hutan belantara kehidupan ini. Semoga beliau senantiasa sehat, dan tercapai impian luhurnya.....

Q ; Bagaimana caranya untuk puas terhadap diri sendiri ? karena diri ini selalu mengeluh ...
A :
1. Jangan membandingkan
2. Mengerti sangat sulit terlahir sebagai manusia
3. Ingat perjuangan seorang ibu, 9 bulan mengandung penuh Dukkha ( derita), melahirkan mempertaruhkan nyawa, merawat dan selalu memberi yang terbaik sedang ia rela menerima sisanya, rela menerima kotoranmu, rela mengorbankan hidupnya 😢
4. Diri ini sebagai modal terbesar untuk mencapai tujuan.
5. Bila si buta masih bisa berlari, si tuli masih bisa bernyanyi, si bisu masih bisa menari, mengapa diri ini malah seperti ini ? temukan provokatornya dalam diri sendiri.

Q : Apakah memiliki sebuah impian dalam hidup termasuk nafsu keinginan ?
A : bukan, impian yang baik itu dapat memotivasi diri, seperti pangeran Sidharta yang memiliki impian terbebas dari penderitaan setelah melihat orang sakit,tua dan orang mati. Harus memiliki Viriya (semangat) dan Khanti (kesabaran ), dua hal ini merupakan pondasi dalam berlatih kami (beliau dan teman2nya ) dan juga bagi banyak orang sukses di dunia ini. Jadi orang harus keras ke dalam dan lembut ke luar.Musuhmu ada di dalam termasuk mengeluh.

Nasehat yang makjleb...: Sang Buddha sudah memberi contoh perjuangan tujuh tahun penuh penderitaan, tanpa henti, mengeluh ataupun kendur, masak sebagai muridnya , tidak bisa menyontoh sedikit aja (hiks )😔

Lahir menjadi manusia itu teramat amat susah, tapi kamu telah lahir. jadi sebenarnya tidak ada yang susah lagi bila kita mau mencoba terus dan terus. sampai bisa, seperti balita belajar jalan.semangat tak pernah pudar, walaupun jatuh terus.

Melawan malas itu merupakan salah satu latihan. karena latihan sesungguhnya adalah menghadapi hal yang tidak menyenangkan. kalau enak terus apa yang bisa dipelajari ?

Mantaf.....

Senin, 11 September 2017

Ingin menulis II

" aku akan hidup lebih lama darimu, jadi jangan sungkan...."


Itu sepenggal kata singkat nan romantis yang diucapkan Toshiko kepada Tokuzo Akiyama.Mereka berdua adalah sepasang manusia yang mempunyai ketulusan hati yang saling mengisi satu sama lain. Walaupun mereka berdua sempat terpisah untuk waktu yang lama dan diterjang berbagai masalah kehidupan, mereka berdua tetap bertahan. Dan dalam proses menjalani kehidupan mereka berdua itulah, arti dari  "je t'aime " memberikan makna sesungguhnya. 
Kisah inspirasi yang telah disajikan dengan apik oleh aktor Jepang Takeru Satoh , Haru Kuroki , Ryohei Suzuki, Kenta Kiritani, dll dalam sebuah drama Jepang yang berjudul Tenno No Ryoriban atau nama lainnya berjudul The Emperor's Cook. Drama ini berkisah tentang kisah perjalanan seorang laki-laki muda yang mendapat kehormatan besar memegang jabatan penting dalam kerajaan Jepang. Akiyama Tokuzo adalah seorang kepala koki utama untuk Kerajaan Jepang selama 58 tahun.Beliau lahir tgl 30 Agustus 1888 dan meninggal pada tgl 14 Juli 1974. Keinginan beliau di masa muda untuk menjadi seorang koki kerajaan sempat diragukan dan diremehkan oleh keluarga dan teman-temannya. Ini juga dikarenakan Tokuzo muda tidak pernah gigih dalam mengerjakan sesuatu. Sehingga keraguan muncul dalam pikiran masing-masing anggota keluarga Tokuzo. Tetapi karena Tokuzo muda telah banyak menghadapi berbagai masalah selama merantau di Tokyo maupun di kota Paris, Tokuzo muda mampu merubah keraguan dalam benak keluarganya menjadi sebuah kepastian dan dukungan yang tulus untuknya. Drama yang memiliki setting tahun 1902 - 1972 ini sangat menginspirasi untuk seorang yang masih bingung dalam memutuskan sebuah impian. Impian yang awalnya diremehkan, diragukan , lambat laun akan terwujud juga jika impian tersebut diguleti dan dikerjakan dengan ketulusan hati.

Poster Tenno no ryoriban
Akiyama Tokuzo dan Istri tercinta Toshiko (foto asli)
Akiyama Tokuzo dan Toshiko dalam drama

Akiyama Tokuzo

Drama ini juga mengajarkan kita tentang arti dari pengabdian, kesetiaan terhadap bangsa dan negara tercinta, kesetiaan seorang istri , anak-anak yang dididik dengan sangat baik oleh sang istri, dukungan ayah, ibu dan kakak tercinta kepada seorang Tokuzo untuk menggapai impiannya. 
Bicara tentang sebuah impian, sampai sekarang pun, aku juga belum memutuskan impianku apa ?
apakah aku memiliki sebuah impian ? Hidupku hanya mengalir seperti mayat hidup.Berjalan , mengalir tak tentu arah, huft....
Kembali ke hidup seorang Tokuzo. Tokuzo memiliki temperamen pemarah,dan memiliki suara yang sangat keras dan lantang. Tetapi Tokuzo akan berubah menjadi lemah lembut jika berdua dengan istrinya. Dia sangat menyayangi istri dan anak-anaknya. Mereka merupakan keluarga kecil yang bahu membahu walaupun di masa-masa itu terjadi gempa bumi dan perang dunia. Toshiko adalah seorang wanita sejati. Beliau menanamkan ajaran dan didikan yang tulus kepada anak-anaknya. Ini bisa dilihat di episode 11. Disaat toshiko mulai kritis karena penyakit gagal jantung, beliau memberikan nasehat, ajaran  yang baik kepada anak-anaknya . Belum lagi Tokuzo, disela-sela kesibukannya sebagai kepala koki utama, Tokuzo dengan setia menemani sang istri yang sudah di ambang kematian.
Perjalanan cinta mereka termasuk singkat, dari awal mula pernikahan, mereka berdua dijodohkan. Karena Tokuzo ingin menggapai impiannya sebagai koki, dia terpaksa meninggalkan istrinya untuk pergi ke Tokyo. Toshiko yang sangat mencintai tokuzo, merelakan kepergian suami tercinta. Dan mulai saat itu, mereka berdua berhubungan melalui surat. Toshiko sempat mengandung anak dari tokuzo, tetapi dia mengalami keguguran, Dan ini membuat keputusan yang berat untuk mereka berdua. Mereka bercerai dan Toshiko  untuk kedua kalinya merelakan Tokuzo pergi ke Kota Paris,Perancis. Di Paris, Tozuko menjalin hubungan dengan seorang gadis perancis yang bernama Franquis. Tokuzo ingin membawa Franquis ke Jepang, karena Tokuzo diberikan amanat dari Kekaisaran Jepang untuk menjadi seorang kepala koki utama di dapur kerajaan.Tetapi Franquis tidak bisa mengikuti tokuzo ke Jepang. Dia masih ingin melanjutkan impiannya sebagai seorang penyanyi. Dan mereka berpisah saat itu. Tokuzo yang telah semakin lihai dalam dunia memasak, akhirnya kembali ke Jepang. Tokuzo menghabiskan waktu belajarnya di hotel Ritz, Kota Paris selama 5 tahun.
Jodoh memang tidak kemana, Tokuzo dan toshiko akhirnya bertemu kembali. Toshiko yang sudah menikah dengan seorang duda tua, telah bercerai. Toshiko pergi ke tokyo dan menjadi seorang bidan beranak. Di saat bahagia bertemu cinta pertamanya, Tokuzo harus menelan kesedihan juga, Kakak tercinta yang selama ini mendukungnya, meninggal dunia.   Berpisah dengan yang dicinta itu adalah penderitaan. Kenyataan pahit juga harus diterima Tokuzo , Ayahnya yang begitu tegas dan penyayang terhadap anak-anaknya pun meninggal dunia. Kepergian seseorang yang pernah mengisi hidup kita untuk selama-lamanya, membuat kita terpuruk dalam kesedihan yang teramat sangat. Apalagi seseorang ini sangat berjasa dalam hidup kita. Kita seperti berjalan sendiri dalam kegelapan. Biasanya tangan kita berdua saling merangkul dalam perjalanan ini, tapi untuk saat ini , tidak ada yang merangkul tangan ini lagi.  seperti itulah kehilangan seseorang yang kita cintai.

Tokuzo dan keluarga (foto drama)

Tokuzo dan keluarga (foto asli)

"Aku akan hidup lebih lama darimu...."kata-kata yang diingatkan oleh tokuzo saat melihat istrinya yang sekarat karena sakit yang dideritanya. Terharu saat nonton di episode ini, muncul flashback pertama kali mereka bertemu,berpisah dan bertemu kembali. Ada pertemuan ada perpisahan, dan semua ini pun akan berlalu. tetapi saat-saat sebelum berlalu ini ada proses, ada kenangan , ada pelajaran yang bisa dipetik, diambil,dikenang. Jadi saat ini semua berlalu, ada sesuatu yang indah yang kita akan bawa untuk selama-lamanya...



Senin, 21 Agustus 2017

Ingin menulis

Dear diary...

Tgl 20 Agustus 2017, kutulis kata-kata disini. Setelah nonton film jepang yang berjudul Orange (2015) film tentang cinta dan persahabatan 6 orang anak manusia membuat diri ini terharu. Walaupun ada beberapa adegan / scene yang sedih, tapi ada juga adegan yang membuatku merinding dan mengingat kembali kenangan semasa duduk di bangku sekolah menengah. Selain film Orange ini, ada juga film jepang yang mendapat rating tinggi, yaitu Tada, kimi wo aishiteru dan Hanamizuki. Kagum dengan penulis ceritanya, yang mempunyai imajinasi sehebat itu. Ditambah pemandangan indah di setiap lokasi syuting, yang menambah nilai plus untuk penonton. Sebenarnya, masih ada lagi film jepang lain yang romantis juga, tapi menurutku, tiga film inilah yang paling terbaik diantara yang lain.Berikut ringkasan dari tiga film yang kusebut diatas :

1. Tada, Kimi wo aishiteru / Heaveanly Forest /  Hanya, mencintaimu...film yang ditayangkan pada tahun 2006 ini berkisahkan tentang seorang gadis bernama Shizuru satonaka ( Aoi miyazaki ) yang mempunyai penyakit langka mematikan. Semakin dia dewasa, semakin bertambah virus didalam tubuhnya, karena itu walaupun dia sudah menginjak masa kuliah, kesehariannya dia memiliki kepribadian seperti anak kecil yang polos. Klimaksnya, pada saat dia menyukai seorang laki-laki bernama Makoto segawa ( Hiroshi tamaki ). Tapi sayangnya makoto tidak mengetahui perasaan shizuru. Sampai shizuru meninggal dunia, makoto terlambat mengetahui perasaan shizuru. Kata-kata shizuru yang sampai kuingat tentang kecukupan hati adalah " aku bahagia terlahir sebagai diriku, bukan orang lain, aku sangat bahagia terlahir seperti ini "Walaupun memiliki penyakit mematikan, shizuru merasakan kebahagiaan berlimpah. Dia memiliki waktu yang singkat untuk mencintai seseorang tapi dia memanfaatkan waktu yang singkat itu dengan baik. Dia tidak membuang waktu dengan percuma. Dia benar-benar merasa puas akan dirinya  dan dia telah selesai dengan dirinya sendiri.

" itu satu-satunya ciuman dalam cintaku yang pernah kualami "

Poster film

2. Hanamizuki.....film Jepang yang diproduksi tahun 2010 ini menceritakan tentang sepasang remaja yang menjalin hubungan jarak jauh. Mereka mencoba untuk tetap mewujudkan impian mereka masing-masing. Kohei kiuchi (Ikuta Toma ) dan Sae hirasawa ( Yui aragaki) sepasang sejoli yang walaupun dipisahkan jarak dan masalah bertubi-tubi mereka tetap bisa kembali bersama .Kohei merelakan Sae untuk mengejar impiannya. Kohei sadar jika Sae hidup bersamanya di kampung halamannya, Sae tidak akan berkembang. Kohei hanyalah seorang anak nelayan yang menggantungkan hidupnya dari sebuah kapal yang dipinjamkan sebuah koperasi. Kohei sadar, Sae tidak akan bahagia jika Sae hidup dengannya hanya dengan mengharap hasil dari nelayan. Dan itu bisa membuat perasaan kohei bisa berubah melupakan Sae .Ternyata kohei salah, perasaannya terhadap Sae tidak berubah walaupun Kohei sudah menikah dengan gadis lain. Sae pun demikian, dia selalu mengingat pengorbanan Kohei . Ada sebuah miniatur kapal yang dibuat kohei untuk sae yang memiliki bendera kecil diatasnya yang bertuliskan "Sae, lakukan yang terbaik "Dimanapun Sae berada, kohei selalu mendukungnya walaupun terpisah jarak dan waktu.

pohon depan rumah Sae

salah satu view yang indah

poster film

3. Orange ...entah kenapa diberi judul nama buah, film jepang ini diproduksi tahun 2015, Sebenarnya kisah film ini menceritakan tentang persahabatan 6 orang anak SMA.  tapi tetap disisipkan cerita cinta yang manis antara Kakeru ( Kento Yamazaki ) dan Naho ( Tao tsuchiya ). Diawali  kemunculan anak bernama Kakeru , siswa pindahan dari Tokyo yang pendiam, dan membuat Naho , gadis imut yang manis ini penasaran. Naho memiliki teman dekat 2 laki-laki dan 2 wanita, Mereka biasa berkumpul bersama. Kakeru yang suka menyendiri dan pendiam membuat teman-temannya selalu mengajak kakeru untuk berkumpul bersama. Tetapi kejadian menyedihkan terjadi, diumur 17 tahun, Kakeru meninggal dunia karena kecelakaan .Sebenarnya Naho dan teman-temannya sudah mengetahui kalau Kakeru akan meninggal. Naho dan Suwa (Ryo ryusei) telah mendapat surat misterius yang berasal dari mereka berdua di kehidupan 10 tahun yang akan datang. Mereka berlima berusaha mencegah agar kecelakaan tidak terjadi menimpa Kakeru. Memang mereka berhasil mencegah kecelakaan terjadi, tetapi mereka tetap tidak bisa mengubah kenyataan bahwa Kakeru memang akan meninggal di usia yang begitu muda. Tetapi mereka sudah berbuat semaksimal mungkin kalau persahabatan diantara mereka berenam diatas segalanya. Ada adegan dimana mereka berenam dengan kompaknya memenangkan lomba estafet di sekolah. Film ini memperlihatkan persahabatan diantara 6 anak manusia yang indah .

view yang keren

poster film

Dari ketiga film jepang diatas, inti dari film ini semuanya menginginkan kebahagiaan. Apa sih arti dari bahagia itu ? Betapa sulitnya mengejar kebahagiaan. Apakah kebahagian harus dikejar, diusahakan ? Mulai dari diri sendiri, apakah diri ini sudah bahagia ? apakah dengan mendapat pacar baru, sudah dinamakan bahagia ? apakah dengan munculnya seorang bayi di sebuah keluarga dinamakan bahagia ? apakah mengejar impian akan bahagia ?aku terlalu banyak tanya....
Aku yang belum puas dengan diri sendiri, mash belum mengerti apa itu bahagia ?aku yang masih belum percaya diri ini  masih belum memiliki kecukupan hati menerima diri ini apa adanya ..apakah disaat aku menerima diri ini apa adanya , disaat itu juga aku akan bahagia ? aku hanya sesaat bisa mengerti diri ini. Sesaat yang buat aku kembali ke diri ini seutuhnya. 
Aku menyukai kesendirian. disaat aku sendiri aku bersama denganku. siapakah aku ?
Aku dulunya seseorang yang ceria, tapi lambat laun keceriaan ini mulai memudar seiring dengan berjalannya usiaku. Aku masih suka mengeluh.Aku suka menangis sendiri diam-diam.Aku suka menghayal.aku suka menulis seperti ini. aku tidak menyukai kebisingan kota, keramaian. aku menyukai tempat seperti pedesaan yang penuh dengan pepohonan, aku menyukai pemandangan pepohonan di hamparan rumput hijau yang luas, aku menyukai hembusan angin yang menerpa rambutku, aku suka melihat awan putih yang bergelantungan di langit biru yang tak terbatas. Jika aku ada di tempat seperti itu, aku  akan berguling-guling dengan riang dan bebasnya. Aku pernah memiliki pengalaman saat aku masih berumur 12 tahun menginjak kelas 2 SMP, aku seharusnya belajar untuk menghadapi ujian sekolah waktu itu. Aku malah dengan asyiknya menikmati pemandangan awan putih di atas sana, dengan papan seadanya kubuat pembaringan sementara.Sampai detik ini, aku masih mengingat moment itu. Tak terlupakan.Apakah disaat itu aku bahagia ? mungkin saja, tapi aku tidak menyadarinya. aku hanya menikmati moment demi moment saat itu.Jika ada mesin penjelajah waktu, aku ingin kesana kembali........

aku juga ingin bahagia...........detik ini....

  


Selasa, 18 Juli 2017

Pengalaman perjalanan ke Bangkok dan Udon Thani, tgl 7-13 Juli 2017 (II)

Continued
*Tgl 11 Juli 2017, agenda di hari ke2 ini menuju Wat Pa Na Koon , vihara tempat Luangpho Bun Mee, tetapi ada info dari umat sekitar kalau Luangpho Bun Mee sudah menyerahkan vihara ini kepada murid senior beliau yang bernama Luangpho San. Luangpho San juga sudah sesepuh di vihara tersebut. Jam 4.25 dini hari uda siap2 di bus travel menuju Wat pa na koon.mata masih mengantuk, Jam 7.15 akhirnya sampai juga di vihara Luangpho San.Sebelum kami berdana, saya dan fotograph vihara dhammacakka  yang bernama ko hengky, mengejar para ajahn untuk mengambil gambar pada saat beliau2 berpindapatta. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Kira-kira perjalanan menuju ke rumah2 warga sekitar 1-2 km. Jika tidak mempunyai stok oksigen, jangan mencoba untuk mengikuti para ajahn berjalan kaki. karena sangat dibutuhkan stamina yang kuat, mulai dari paru2 dan kaki.hehe.Setelah para ajahn selesai pindapatta, salah satu murid luangpho san mengajak kami untuk menaiki mobil pengangkut makanan. karena saya perempuan sendiri disini, saya menanyakan kembali kepada beliau, apakah tidak apa2 saya ikut disini (dalam bahasa inggris). Bhikkhu tersebut mengatakan itu tidak masalah, bhikkhu tersebut fasih menggunakan bahasa inggris.sayang, saya tidak menanyakan nama beliau.hehe.Hanya butuh waktu 5 menit saja untuk sampai kembali ke vihara. duduk di mobil bak terbuka tanpa keamanan, hanya memegang dinding pintu belakang saja, itu membuat adrenalin sedikit naik...jika ada tanjakan atau lubang di jalan, selesai si metta.hehe.Setelah kami selesai berdana, kami diajak untuk makan bersama di bawah dhammasala. Walau viharanya tidak termasuk megah, tetapi vihara ini sangatlah luas. Sungguh membuat diri ini takjub juga.Luangpho San sudah menginjak usia 87 tahun. Beliau memberi sedikit wejangan Dhamma kepada kami,yang seperti ini " Hanya diri sendiri yang mampu belajar,mempraktikkan Ajaran Sang Buddha, berbagai banyak guru,luangpho yang mengajarkan Dhamma, tetapi jika orang tersebut tidak mempraktikkan, tidak mengikuti petunjuk yang diberikan, itu sama saja sesuatu yang percuma. jadi, praktikkan meditasi, inti ajaran Sang Buddha" Sadhu3x luanpho....


Rute ke2 menuju ke vihara Luangpho Utai Dhammavaro, yang bernama Wat pu Ya U,Sekitar jam 9 kurang 15 menit kami sudah mulai jalan menuju kesana.Vihara ini berada diatas gunung. karena medan jalan agak terjal dan licin penuh lumut, kami hanya diantar dibawah. Dan kami berjalan kaki untuk sampai keatas. Kanan kiri penuh dengan pohon dan batu2 besar. Konon ceritanya, Ajahn Mun Bhuridatto menghabiskan masa vassa beliau di hutan ini. WOW...


Sekitar jam 10.30 kami tiba di vihara Luangpho Utai. Keren juga viharanya,walaupun diatas gunung dan tertutup oleh rimba.Kata tour guide kami, vihara inilah vihara yang terjauh di Udon Thani.

Kebetulan Luangpho Utai masih di kuti, jadi kami bisa bertemu dengan beliau, Beliau termasuk orang yang penuh energi disaat usianya sudah tidak muda lagi.Luangpho berusia 74 tahun.Luangpho Utai sangat lincah dari tutur katanya, maupun dari gerak fisiknya. Walaupun beliau memberikan wejangan dengan bahasa thai, beliau berusaha untuk membuat kami mengerti akan Dhamma yang beliau utarakan. Beliau sering mengulang kata2 seperti Loba,Dosa,Moha, dan menunjuk langsung ke arah dada beliau. Tour guide kami ada mengartikan sedikit kata2 beliau seperti " Hati-hati dengan Loba,Dosa,dan Moha, mereka itu adalah kotoran dalam Batin. Kalian harus terapkan Sati-sampajanna,dimanapun berada. Kalian harus memunculkan aloba,adosa,amoha, kalau kalian mau ke sugati,banyak macam sugati, ada tusita,tavatimsa.Kalau tidak kalian akan pergi ke niloka...Saya juga sempat memberikan pertanyaan kepada beliau, sayang beliau tidak bisa menggunakan bahasa inggris. jadi beliau mencampur dengan bahasa pali. Walaupun dengan bahasa Thai, yang saya tidak pahami, saya mengajukan pertanyaan dua kali kepada beliau, saya menjadi haus pertanyaan pada saat di hadapan beliau.Untung masih ada bahasa pali disisipkan beliau, jadi saya mengerti sedikit2, dan mencoba memahami apa yang beliau utarakan dalam bahasa thai. Sorot mata beliau pada saat menjelaskan kepada saya, sangat teduh. seakan-akan beliau tahu dan yakin kalau saya mencoba untuk memahami,menggali  lebih dalam Dhamma yang beliau jelaskan. Beliau juga mengacungkan kedua jempol kepada saya, dan membuat anggota tour yang lain menjadi kaget. Saya masih penasaran dengan beliau. Luanpho, semoga luangpho senantiasa sehat,panjang umur,dan cita2 luhur luangpho tercapai di kehidupan ini.

the best moment that i ever had....
Kami pun pamit, dan Luangpho menyuruh kami untuk memberikan hormat dan namaskara kepada Guru,Sang Buddha sebelum pulang. Sadhu Luangpho.
Rute ke3 menuju vihara Luangpho Inthawai, yang bernama Wat Pa Na Kham Noi.Setelah makan siang kami menuju kesana, Sekitar jam 15.30 kami sudah tiba di Wat pa na kham noi. Pintu masuk menuju vihara ini diawali dengan pohon2 besar. seperti pohon ulin, pohon beringin. Vihara ini termasuk vihara paling megah yang saya lihat di Udon Thani. Begitu megah dan WAH...



Luangpho Inthawai ada dikuti. setelah memberikan dana kepada beliau, kami ditanyai beberapa pertanyaan yang sudah diterjemahkan oleh bhikkhu muda dari indonesia yang bernama peter. Bulan Mei lalu Luangpho Inthawai datang berkunjung ke Indonesia, dan memang diundang di beberapa kota seperti Jakarta dan Medan. Luangpho bertanya kami berapa hari disini, kepala rombongan pun menjawab 5 hari saja, dan Luangpho Inthawai tertawa, "kenapa hanya 5 hari saja, saya di Indonesia, 10 hari..hehehehe.Luangpho Inthawai merupakan murid senior dari Luangta Mahaboowa. Setelah 1 jam dikuti, kami pun mohon pamit. Cuaca diluar sangat mendung tanda mau hujan. Dan ternyata benar , kami diguyur hujan yang sangat deras saat menuju vihara yang bernama Wat Pa Pu Khon.Vihara beratap warna Biru langit diatas gunung.Sekitar jam 16.30 kami sampai disana.


Didalam vihara ini terdapat rupang Sang Buddha dengan posisi Parinibbana dengan ukuran raksasa. WOW. Bus tidak bisa mengantar kami sampai didepan vihara, jadi kami naik mobil strada triton yang disana bernama sing taew. Setelah asik berfoto ria, kami pun pulang, karena sudah mau malam. Jam 9 malam baru bisa makan malam, karena jarak dari vihara Pa Pu Khon dengan pusat kota lumayan jauh....

*Tgl 12 Juli 2017 jam 5.09 dini hari kami sudah di bus.Rute pertama hari ini menuju Vihara Luangta Mahaboowa yang bernama Wat pa Baan Taad.Sekitar jam 6.05 kami sampai divihara ini. Pekarangan vihara ini juga sangat luas. Ditengah2 lingkaran ada tempat kremasi Luangta Mahaboowa. 

Seperti kemarin lagi, kami mengejar para bhikkhu untuk berpindapatta, hanya saya berdua dengan ko hengki lagi. sedangkan yang lain standby di tempat yang sudah disediakan.Jarak dari vihara menuju rumah2 warga lumayan jauh. sekitar 3 km. kami menempuh dengan berjalan kaki. Betis seperti tertarik.hehe.Tapi tetap memberikan pengalaman yang tidak akan didapat di Indonesia.hehe. Didalam kompleks vihara ada kuti , kamar terakhir Luangta Mahaboowa menghembuskan nafas terakhir,Tempatnya sangat indah untuk ukuran rumah kayu , dengan model minimalis,dari ulin dan marmer.
Setelah memberikan dana kepada murid senior Luangta Mahaboowa yang bernama Ajahn Sudjai Dantamano, kami pun melihat daerah2 sekitar dan saya sempat merekam video suasana tenang di vihara ini. 
Sekitar jam 11.15 kami sampai di propinsi Nangkhoi ,daerah perbatasan Laos dan Thailand. Jadi lumayan jauh juga jaraknya.Kami menuju vihara yang berisikan rupang Buddha yang terbuat dari emas hampir 93%. 

Lanjut dari vihara ini , sekitar jam 13.00 hujan deras lagi, kami pergi untuk makan siang di daerah provinsi Nangkhoi. Pada saat hujan deras begini, pikiran ini langsung membayangkan kalau dihutan, para bhikkhu2-nya bagaimana ya, dengan jubah 1 pasang, payung kain , huft. betapa kerasnya hidup seorang bhikkhu hutan.
Hujan sudah mulai agak reda, mata ini mulai mengantuk. Kami sampai di pasar Laos-Indo-Thai untuk berbelanja oleh-oleh. Lanjut belanja , kami dibawa ke tempat wisata yang bernama Salakukoi. Banyak patung2 raksasa disana.
Jam 16.45 sore kami lanjut lagi menuju Vihara yang bernama Wat Bodhi Somphon. Vihara ini merupakan vihara tempat bervassa Luangpho Camsi.Vihara ini berada di pusat kota, Jadi rute untuk Vihara hutan yang terakhir di Wat pa baan taad, Kapan lagi bisa kesana....Di sekitar wilayah Wat Bodhi Somphon  terdapat bangunan Stupa besar keemasan yang berisi rupang Sang Buddha, rupang Ajahn Mun,Ajahn Sao, Ajahn Dhammachedi, dan Luangpho Camsi, beserta Reliks2 beliau.

Didalam stupa keemasan itu, dilantai 3 ada reliks gigi Sang Buddha, tetapi kita tidak bisa melihatnya, karena ditempatkan agak tinggi.hehe
Kami juga diberikan buku biography Luangpho Camsi, yang bertuliskan bahasa Thai. hehe.jadi lihat gambarnya saja.hehe.Selesai dari vihara ini, kami pergi makan malam di pusat kota Udonthani. Karena jam 22.00 kami akan berangkat kembali ke Bangkok. Jam 21.01 masih menunggu di bandara,mata mulai berat....Sekitar jam  22.30 kami sampai juga di bandara Don Mueang,Bangkok.langsung menuju hotel, untuk beristirahat. Karena besok pagi, kami akan pergi ke Vihara Sangharaja dan berbelanja di Platinum mall. Besok tgl 13 juga hari terakhir di Bangkok.
*Tgl 13 Juli jam 5 subuh, saya sudah membersihkan diri. Karena jam 6 kami akan pergi berdana di Vihara Sangharaja yang bernama Wat rajabhopit. Sampai disana sekitar jam 7.45 .Tapi karena Sangharaja sakit, jadi murid beliau yang mewakili.

Jam 8.41 kami menuju hotel kembali untuk sarapan dan bersiap-siap karena jam 9.30 kami akan check out dari hotel . Singkat cerita, belanja saja.Sekitar jam 5.15 kami menuju Bandara Don Mueang,Bangkok. Sampai disana jam 6 sore, hujan deras lagi. Ada Bhante Dhammajato yang menemani kami. jam 21.05 pesawat boarding, delay 15 menit dari jadwal. Sekitar jam 00.30 sampai di Bandara Soetta,Jakarta.Perjuanganku belum selesai, karena saya harus ke Terminal 1 A untuk berangkat kembali ke kampung halaman.Jam 1.05 dini hari, akhirnya sampai juga di Jakarta, segeralah diri ini mencari shelter bus untuk diantar ke terminal 1A, Jam 5.05 sudah masuk pesawat menuju kampung nan jauh dimato. Jam setengah 10 pagi sampai juga. Bye2 Udon Thani, tetaplah menjadi pulau para Arahat.Jangan berubah,biarkan jantung Dhamma tetap lestari disana.Semoga berkat jasa-jasa kebaikan yang saya lakukan di daerah Bangkok dan Udon thani melimpah kepada papa,mama,sanak keluarga,semua para samana yang sedang berjuang, dan semua mahluk tanpa terkecuali semoga berbahagia, dan untuk diri ini, semoga cita-cita luhur saya tercapai di kehidupan ini. Sadhu sadhu sadhu...

Sekian cerita perjalanan di Bangkok dan Udon thani yang saya jalani sendiri.Banyak pengalaman yang akan saya simpan dan saya kenang untuk waktu yang lama. My trip my adventure....


.

Senin, 17 Juli 2017

Pengalaman perjalanan ke Bangkok dan Udon Thani, tgl 7-13 Juli 2017

Sebenarnya tour ini dimulai dari tgl 8 Juli, tetapi karena saya berbeda pulau dan harus kumpul di Jakarta, alhasil saya harus ke Jakarta 1 hari sebelum tgl 8 juli. 
* Tgl 7 Juli 2017 jam 5.51 subuh saya uda berada di pesawat menuju Jakarta, Hujan deras menemeni saya dalam perjalanan. Dengan seorang diri , saya berangkat menuju ke tempat impian...ceile.. Jam 7.20 uda sampai di Bandara Balikpapan, nga turun, jadi standby aja dalam pesawat (syukur) setelah pesawat diisi bahan bakar, pesawat pun terbang kembali menuju tujuan terakhir.Jam 9.35 sampai di Bandara Soetta, Jakarta, Setelah tanya supir blue bird, saya segera mencari penginapan s***** i** a******** .dengan harga yg sudah dibooking 245.000, ditambah waktu untuk keluar besok jam 7.30 pagi, saya menambah biaya 150.000 (hiks ) belum biaya taxi+airport tax+masuk parkir area penginapan, total 80.000 (hiks hiks ) mau nangis rasanya. haha...Dikampung blng my mother, still raining...huft...
*Tgl 8 Juli 2017 jam 8 uda sampe di terminal 2, khusus untuk keberangkatan luar negeri.diantar mini bus hotel. gratis (syukur) . Karena perut belum diisi, jadi cari sarapan dulu di sekitar terminal dengan harga fantasik.hehe.menu yang dipilih hanya nasi goreng+aqua botol kecil, habis 63.000. (haha) wes, yang penting kenyang aja. Jam 9.45 ketua rombongan tour kami akhirnya sampai juga di terminal 2 dan saya juga berkenalan dengan mereka, karena memang baru ini bertemu. Saya mendapat kartu nama juga. Jam 11.00 check in diluar. jam 12.20 check ini lg didalam. Dari pintu masuk luar terminal 2, uda check in, ini check in lagi.. huft...Ada kejadian, shampo dan aqua yang baru dibeli, disita petugas. Karena ini baru kali pertama, saya berangkat keluar negeri, barang cair lebih dari 100 ml, harus masuk bagasi. Saya hanya anak backpacker , yang nga butuh bagasi lagi, jadi shampo dan aqua itu harus direlakan diambil petugas bandara. pengalaman...Jam 13.40 uda masuk pesawat, setelah check ini hampir 4 kali...huft...Estimasi sampai Bandara Don Mueang,Bangkok sore sekitar 3 jam 20 menitan. Akhirnya,jam 5.15 sore sampai juga di Bandara Don Mueang. Ngantri dulu di bag.Imigrasi yang antriannya kayak antri isi bensin. panjangnya minta ampun. Turun ke lantai bawah  untuk ambil bagasi teman2 tour sekitar jam 18.20 .Selesai mengambil barang2 bagasi, kami diabsen dulu, siapa tau ada yang ketinggalan atau ada yang masih di WC. Tour guide kami datang juga menjemput kami. Mr.Ken, beliau dipanggil, orang Thai asli tetapi fasih berbahasa Indonesia,Kami dibawa ke suatu tempat, seperti tempat pusat para agent travel , anggota tour yang baru datang menginjak bandara don Mueang wajib dikalungi bunga oleh putri Thailand tanda penyambutan oleh tuan rumah.tidak lupa difoto juga.Kami diantar untuk segera menaiki bus travel yang sudah menunggu.Sekitar jam 19.45 kami dibawa ke restoran yang bernama Ten ten suki untuk mengisi perut yang keroncongan.hehe.Ceritanya neh mau puasa uposatha, tapi karena perjalanan yang cukup melelahkan, tidak jadi puasa deh.hehe. Setelah makan malam, kami dibawa ke pasar Asiatique, pasar yang dekat sungai.


Sekitar jam 21.00 kami sampai juga di pasar tersebut. lumayan jauh juga dari tempat makan, menuju ke pasar itu.belum lagi macet.Bangkok ternyata bisa macet juga y.hehe.Di sepanjang perjalanan, saya mendengar chanting saranagamam patha di salah satu vihara yang berada di pinggir jalan, pakai Toa bok, dikiraiin mesjid lagi adzan,Lupa kalau disini Bangkok.. hehe. Belanja baju kaos disana sama makanan ringan untuk dana kepada para bhikkhu yang berpindapatta di sekitar vihara wat bowon.(harga baju anak2 kecil rata2 200 baht), Sekitar jam 23.30 kami sampai juga di Chada hotel. masuk kamar, siapiin baju ,mandi langsung tidur.....zzzzzz...
*Tgl 9 Juli 2017 jam 4.30 wake up call. Agenda pagi buta ini kami akan berdana kepada para bhikkhu yang melakukan pindapatta di sekitar Wat Bowoniwet temple, Jam 5.35 akhirnya kami sampai juga di vihara ini. jam 7.10 kami kembali ke hotel untuk bersih2 dan sarapan. Perasaan happy, terharu, mencuat ke permukaan...nga menyesal datang kesini dari kampung nan jauh....
 jam 9.08 kami masuk bus travel lagi, siap2 mau berkunjung ke tempat pusat batu2 permata seperti berlian, batu safir,intan,dll...harganya wowwww....jadi cuma bisa lihat doank.hehe ditempat itu juga nga boleh ambil foto, Warning....Jam 11.00 kami dibawa jalan ke tempat pusat pembuatan tas, dompet  kulit asli. jadi disana diberikan beberapa contoh perbedaan, mana kulit asli dan kulit yang imitasi.Untuk harga fantastis juga. hehe Jam 11.30 pergi makan siang . Jam 13.00 kami kembali ke Wat bowoniwet,untuk melakukan dana bunga tanda mulainya masa vassa untuk para bhikkhu. Dikabarkan ada Raja yang datang untuk melakukan dana bunga juga. Anak mendiang Raja Bhumibol.Jadi nga heran, hampir jalanan di sekitar vihara, ditutup dan dijaga pasukan kerajaan dan kepolisian.






  Bunga-bunga dimana-mana...Sebelum melakukan dana bunga, kami diundang Bhante Dhammajato untuk beristirahat sambil ngobrol santai di kuti beliau. Beliau merupakan bhikkhu dari STI yang menghabiskan masa vassa di bangkok. Seru juga dengariin bhante berbicara, yang disisipi Dhamma. Terima kasih bhante, atas wejangan Dhamma yang walaupun singkat tapi sangat berguna, dan gulali khas Thai.hehe
Jam 5.15 sore, kami diberi waktu duluan untuk melakukan dana bunga, dengan ijin dari Bhante Dhammajato, karena beliau tahu kalau kami akan berangkat lagi ke Udon Thani, mengingat waktu untuk mulai dana bunga ini, agak telat dari waktu yang telah ditentukan.
Segeralah kami bergegas menuju bus travel untuk langsung menuju bandara. Jadi saya melihat pemandangan dimana semua aktivitas warga di stop untuk sementara karena rombongan Raja akan melewati jalan tersebut. Lampu hijau tidak berfungsi untuk sementara.hehe. keren y jadi Raja.hehe.Sekitar jam 19.00 kami tiba di Bandara terminal 2 untuk penerbangan domestik. Sangat jauh perjalanan dari pintu masuk check in bagasi menuju check in di pintu gate 51.Mungkin ada 2 km ....huft...sekitar jam 20.30 kami berangkat menuju Udon Thani. Sampai jam 22.05 kami sampai juga di Bandara Udon thani, entah apa nama bandaranya.hehe Sepi bok bandara ini. Petugas bandara aja cuma kelihatan 1-2 orang aja. Lanjut lagi naik bus travel untuk nuju hotel Grandsiam. Sekitar jam 23.00 kami tiba di hotel Grand siam yang besarnya minta ampun, parkiran luasnya minta ampun. tapi sepi kayak kuburan. Apa mungkin ini uda larut malam. Entahlah. Yang jelas, orang2 uda pada tidur nyenyak, kami masih sibuk mengangkut barang, memilih kamar mana, belum mandi juga. lengkaplah.hehehe
*Tgl 10 Juli 2017 wake up call jam 5 subuh. Mata masih berat untuk kebuka. kayak nda tidur aja.Agenda pertama di Udon Thani  pagi ini menuju Wat phu pa deng, Vihara tempat Luangpho Lee menghabiskan masa vassa. Karena kami sampai disana jam 6.45 , itu menandakan keterlambatan kami untuk melakukan dana kepada bhikkhu hutan yang berpindapatta. Para bhiikhu hutan sudah memulai makan pada saat kami baru tiba disana. tapi itu tidak buat kami sedih gitu aja, kami tetap melakukan dana kepada murid senior Luangpho Lee. Karena Luangpho Lee juga sudah tua, beliau sudah beristirahat di kuti beliau pada saat kami tiba di Wat Phu pa deng. 


Di sekitar wilayah Wat Phu Pa Deng, ada 1 vihara yang masih dalam tahap pembangunan. Vihara ini terletak diatas gunung. Jadi kami bersama-sama menaiki gunung ini, melintasi hutan.Kanan kiri mata hanya melihat semak belukar,pohon bambu, tapi jalanan disana mulus, tidak ada lobang2nya. Bagus untuk berjalan kaki. Tiba di vihara yang tidak tahu namanya, kami menaiki lantai paling atas. Begitu nyaman saat tiba diatas vihara. Angin yang kencang, udara yang sejuk. Mata yang mulanya mengantuk, sekarang terbuka lebar dengan menikmati pemandangan sekitar.it's very cool.....
Selesai dari Wat phu pa deng, kami lanjut menuju ke vihara Ajahn Wanchai. Dengan nama vihara Wat Phu Sangkho. Jam 9.30 kami jalan lagi. Bilang supir bus, sekitar 1 jam sampai di vihara tersebut,Jalan menuju Wat Phu Sangkho berkelok2, kayak ular gitu.dan tour guide kami mengatakan disini banyak ular kobra, jadi tidak banyak bhikkhu yang tinggal di wat phu sangkho. Jam 10.30 tepat kami sampai juga di vihara wat phu sangkho. Murid beliau menyampaikan jika ingin bertemu dengan ajahn Wanchai, bisa tapi jam 12.30 beliau baru bisa menemui kami. Karena beliau masih bermeditasi.Jadi sembari menunggu Ajahn wanchai keluar dari kuti, sebagian dari kami melakukan meditasi duduk di dhammasala.suasana yang tenang di vihara ini cocok untuk meditasi, tapi saya entah kenapa hany bisa bertahan 45 menit saja.hehe. Disudut kiri dhammasala ada patung lilin Luangta Mahaboowa, yang mirip sekali dengan aslinya, sampai2 tato yang ada di tangan luangta mahaboowa pun ada di patung tersebut.Vihara ini walaupun termasuk kecil, tapi sungguh nyaman, saya suka tempat ini , begitu dalam hati saya berucap...



Kami diberi buku juga yang berjudul "Fighting for freedom within by Ven.Ajahn Wanchai" Pada saat kami menunggu Ajahn Wanchai keluar, ada beberapa warga Thai yang datang berkunjung juga untuk melakukan dana kepada beliau. Karena para bhikkhu hutan hanya makan satu kali saja, kami memberikan catupatthaya dan sanghadana saja.Ajahn Wanchai akhirnya keluar juga dengan waktu yang telah dijanjikan , jam 12.30 tepat. Beliau menanyakan saya yang menggunakan gantungan card name dgn bahasa thai yang artinya "kamu dari mana?"dan saya dengan malu2 menjawab "i'm from indonesia , luangpho"...Ajahn wanchai memberikan wejangan Dhamma seperti ini jika ditranslate dari bhs Thai " sekalipun dokter hebat, jika jasmani ini sakit, dia juga akan pergi ke dokter yang lain. semua manusia tidak luput dari sakit dan tua. tidak peduli kamu orang Thai atau orang Indonesia, kamu juga pasti akan sakit dan tua. mumpung masih sehat,masih muda, gunakan waktu ini untuk mempraktikan meditasi dimanapun berada.hanya diri sendiri yang mampu mempraktikkannya, kita tidak bisa mengharap orang lain untuk kebijaksanaan kita sendiri."mantaf...hehe...satu kalimat dari Ajahn Wanchai sebagai penutup "praktikkan meditasi sekarang juga!"...dan Ajahn Wanchai langsung masuk kamar kuti lagi.hehe. jauh2 pergi kesini, mendengarkan wejangan Dhamma dari sosok praktisi yaitu...nga jauh2 dari meditasi.hehe. Kami tidak sempat mengambil foto beliau, karena di dalam vihara ini sebenarnya tidak diperkenankan juga, kami baru taunya setelah mengambil foto, hehe. jadi kami hanya foto di sekitar vihara saja, melihat murid2 beliau menyapu halaman sekitar vihara. Ingat ceritanya Ajahn Chah...yang selalu menyuruh menyapu dan menyapu...hehe. 
Sekitar jam 3 sore kami menuju ke vihara luangpho Canrian. beliau merupakan teman seperjuangan Luangta Mahaboowa.Jadi beliau juga sesepuh bhikkhu hutan yang masih hidup sampai sekarang ini.Di vihara yang bernama Wat Tham Sahai ini juga tidak diperbolehkan mengambil gambar. jadi hanya disimpan dalam benak masing2 saja. tapi di sekitar luar vihara, ada beberapa kuti yang sempat saya abadikan.

Wat Tham Sahai ini merupakan vihara goa. Goa yang asli ini isinya rupang2 Buddha, Foto2 para Guru seperti Ajahn Mun Bhuridatto, Ajahn Sao Khantasilo, foto Raja Bhumibol masih muda. Didalam vihara ini sungguh teduh.agak gelap,dan kebetulan juga memang mau hujan.hehe.Sudah banyak umat yang menunggu Ajahn Canrian.Kami berencana jam 4 sore, jika Ajahn belum keluar juga dari kuti, kami akan menitipkan dana ini kepada murid beliau. Tetapi alangkah kagetnya kami, jam 4 kurang 5 mnit, Ajahn Canrian keluar dengan menggunakan kursi roda dan langsung membuat kopi di belakang, dan segera duduk di tempat beliau didepan. Dengan gaya yang menurut saya, "nyentrik" (maafkan saya) beliau duduk dengan gaya di warung kopi, beliau sungguh buat saya takjub. ini seperti cerita dari murid Ajahn Chah yang menceritakan ada beberapa bhikkhu hutan yang gaya aslinya nyentrik , tidak mengada2, memang apa adanya. Dan akhirnya, saya bertemu juga dengan yang diceritakan di buku.hehe...sungguh pengalaman yang tak terlupakan.Ajahn Canrian, tertawa lepas pada saat berkata (dlm bhs thai )" orang2 kaya ini membuat para bhikkhu kebingungan, jika berdana bisa gila2an, tetapi jika disuruh menjadi bhikkhu, tidak ada yang mau, hehe" kebetulan ada umat yang berdana gong .jadi ajahn berbicara seperti itu. Blessing di vihara ini lucu. permen dilempar kemana2 dan umat berebutan mengambil permen2 yang dilempar ini.hehe, padahal mampu beli permen 5 pak smpai 1 dos, tapi entah kenapa pada saat blessing permen yang dilakukan di vihara ini , orang pada berebutan untuk mengambilnya.hehe.
Jam 5 sore kami menuju ke vihara Luang pho Bun Peng dengan nama Wat Tham klong Pen.Di sekitar wilayah Wat Tham Klong Pen, ada musium Ajahn Khao Analayo.Tapi pada saat kami kesana, musium itu sudah tutup. karena ada batas waktu berkunjung Ternyata Luangpho Bun Peng merupakan murid dari Ajahn Khao Analayo. Pada saat kami tiba disana, Luangpho Bun Peng sakit karena beliau juga sudah berusia senja. jadi beliau hanya di ranjang saja. kami melihat dari balik jendela kaca, yang menerima dan menyambut kami samanera muda. Semoga luanpho bisa sehat kembali  sadhu3x...Jadi hari ini tgl 10 Juli kami sudah berkunjung ke 4 vihara. yang mana 2 dari Luangpho sudah tua dan sakit2an, semoga saja beliau-beliau bisa sehat kembali seperti sedia kala,

Lanjut lagi cerita perjalanan besok tgl 11,12 dan 13 Juli. Sampai disini, cerita pengalaman saya sewaktu berada di Bangkok dan Udon Thani. Semoga para ajahn, para guru masih mampu mengajarkan Dhamma kepada kami yang walaupun mengalami kelapukan jasmani, semoga Dhamma tetap lestari.sadhu3x...