Selasa, 11 April 2017

Renungan,"Kematian itu pasti...."


Berapa hari ini ada kabar berita yang mengagetkanku. Beberapa orang yang kukenal, meninggalkan dunia ini baik secara mendadak maupun sakit yang sudah lama diderita. Meninggal dengan cara mendadak sungguh membuat sanak keluarga atau teman terdekat menjadi kaget,shock, tidak menyangka dan lebih parahnya bisa mengakibatkan trauma ringan pada keluarga yang ditinggalkan. Jantung berhenti berdetak itu sesuatu yang sangat mengerikan bagi manusia pada umumnya. Detakan jantung sangat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup. Tetapi tidak sedikit seorang manusia yang menyepelekan detakan jantung itu. Mereka seolah-olah tidak menghargai detakan jantung maupun hembusan napas yang ada pada diri. Jika menilik pada mahluk hidup seperti hewan, hewan jelas sekali tidak mempunyai kemampuan untuk menyadari hembusan napas.Hewan memenuhi hidup mereka hanya untuk mengisi perut mereka yang selalu kosong. Setelah terpenuhi, mereka pun pasti pergi untuk beristirahat alias pergi tidur. Dan hal ini dilakukan setiap hari,setiap bulan,setiap tahun sampai akhirnya hewan ini mati. Sungguh menderita terlahir menjadi seekor hewan. Hanya itu saja yang mereka dapat lakukan. Tetapi, kita sebagai manusia, yang mana lebih tinggi derajatnya dibanding seekor hewan, kebanyakan selalu menghilangkan kesempatan akan 1 keuntungan  yang dimiliki. Keuntungan apa itu ? keuntungan yang dimiliki manusia adalah memiliki akal sehat. Akal sehat yang diliputi pikiran cinta kasih,welas asih, turut bersuka cita atas kebahagiaan orang lain dan ketenangseimbangan mampu membuat manusia tersebut layak disebut"manusia unggul". Jika manusia tersebut sudah memiliki akal sehat yang seperti itu, walaupun ajal menjemput, dia akan selalu siap menyambut kematian. Tidak ada ketakutan yang menghampiri dalam diri.Bukan berarti seseorang tersebut berani mati, tetapi seseorang tersebut telah berbuat semaksimal mungkin akan waktu yang telah dijalani sebagai manusia untuk berbuat kebajikan.Dia tidak akan melewatkan 1 menit pun untuk melakukan hal-hal yang positif dalam kehidupannya sehari-hari. Sungguh berbahagia jika melihat,mendengar, dan mengetahui ada seorang manusia sedang berlatih menuju Jalan kebajikan itu setapak demi setapak. Tidak gampang menuju Jalan kebajikan itu, selalu ada batu sandungan yang bertebaran ditengah jalan maupun di pinggir jalan.Walaupun terkadang terjatuh sampai terguling-guling, "petarung" itu akan tetap bangkit dan maju dalam menapaki kehidupan.
Manusia tidak luput dari sakit. Memang gampang sekali berujar seperti itu jika ada seseorang tidak kita kenal meninggal dikarenakan sakit.,Sangat klise untuk mengatakan "wajar".Andaikan saja, jika ada orang tua kita sendiri, saudara kita sendiri yang diserang penyakit dan tidak tertolong lagi.Apakah kita mampu mengatakan "wajar, jadi manusia kalau sakit terus meninggal"pada diri kita sendiri ? Dijamin, kita tidak akan mampu mengatakan itu. Karena kita diliputi kesedihan, ratap tangis akan kehilangan orang yang kita miliki,cintai.Kita akan sangat merasa kehilangan.
Untuk tetap berdiri tenang diantara kegelisahan batin itu sangat sulit. Kita seperti berperang. Ada konflik dalam batin. Kita tidak menginginkan penderitaan sakit, tua dan, meninggal. Tapi kita akan menjalaninya sebagai manusia. Karena kita terlahir menjadi manusia, kita harus siap menerima penderitaan, suka atau tidak suka, kita akan menjalani dan menerimanya sebagai pelajaran hidup.Bahwa hidup ini sangat singkat. Begitu cepat waktu berlalu, tidak terasa kehidupan kita ujung-ujungnya menuju pintu kematian. Mumpung masih ada napas berhembus, mumpung jantung masih berdetak dengan sehat, selalu amati akan kehadirannya. Jangan buang waktu percuma untuk berbuat hal yang tidak berguna,karena jika maut sudah menjemput, kita tidak bisa lagi berbuat semau kita. Aku yang sekarang ini, belum tentu bisa hidup seperti orang-orang tua terdahulu. Belum tentu umurku bisa mencapai 50 tahun. Bisa saja napasku berhenti saat ini. Tetapi aku juga menyakinkan diriku aku juga telah banyak melakukan hal-hal yang baik selama ini,. Ini juga termasuk motivasi dalam hidupku, untuk terus melakukan kebajikan walaupun itu sepele dimata orang lain.
Terlahir menjadi manusia sungguh amatlah sebuah kesempatan langka. Jangan buang kesempatan ini begitu saja!..........