Selasa, 18 Juli 2017

Pengalaman perjalanan ke Bangkok dan Udon Thani, tgl 7-13 Juli 2017 (II)

Continued
*Tgl 11 Juli 2017, agenda di hari ke2 ini menuju Wat Pa Na Koon , vihara tempat Luangpho Bun Mee, tetapi ada info dari umat sekitar kalau Luangpho Bun Mee sudah menyerahkan vihara ini kepada murid senior beliau yang bernama Luangpho San. Luangpho San juga sudah sesepuh di vihara tersebut. Jam 4.25 dini hari uda siap2 di bus travel menuju Wat pa na koon.mata masih mengantuk, Jam 7.15 akhirnya sampai juga di vihara Luangpho San.Sebelum kami berdana, saya dan fotograph vihara dhammacakka  yang bernama ko hengky, mengejar para ajahn untuk mengambil gambar pada saat beliau2 berpindapatta. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Kira-kira perjalanan menuju ke rumah2 warga sekitar 1-2 km. Jika tidak mempunyai stok oksigen, jangan mencoba untuk mengikuti para ajahn berjalan kaki. karena sangat dibutuhkan stamina yang kuat, mulai dari paru2 dan kaki.hehe.Setelah para ajahn selesai pindapatta, salah satu murid luangpho san mengajak kami untuk menaiki mobil pengangkut makanan. karena saya perempuan sendiri disini, saya menanyakan kembali kepada beliau, apakah tidak apa2 saya ikut disini (dalam bahasa inggris). Bhikkhu tersebut mengatakan itu tidak masalah, bhikkhu tersebut fasih menggunakan bahasa inggris.sayang, saya tidak menanyakan nama beliau.hehe.Hanya butuh waktu 5 menit saja untuk sampai kembali ke vihara. duduk di mobil bak terbuka tanpa keamanan, hanya memegang dinding pintu belakang saja, itu membuat adrenalin sedikit naik...jika ada tanjakan atau lubang di jalan, selesai si metta.hehe.Setelah kami selesai berdana, kami diajak untuk makan bersama di bawah dhammasala. Walau viharanya tidak termasuk megah, tetapi vihara ini sangatlah luas. Sungguh membuat diri ini takjub juga.Luangpho San sudah menginjak usia 87 tahun. Beliau memberi sedikit wejangan Dhamma kepada kami,yang seperti ini " Hanya diri sendiri yang mampu belajar,mempraktikkan Ajaran Sang Buddha, berbagai banyak guru,luangpho yang mengajarkan Dhamma, tetapi jika orang tersebut tidak mempraktikkan, tidak mengikuti petunjuk yang diberikan, itu sama saja sesuatu yang percuma. jadi, praktikkan meditasi, inti ajaran Sang Buddha" Sadhu3x luanpho....


Rute ke2 menuju ke vihara Luangpho Utai Dhammavaro, yang bernama Wat pu Ya U,Sekitar jam 9 kurang 15 menit kami sudah mulai jalan menuju kesana.Vihara ini berada diatas gunung. karena medan jalan agak terjal dan licin penuh lumut, kami hanya diantar dibawah. Dan kami berjalan kaki untuk sampai keatas. Kanan kiri penuh dengan pohon dan batu2 besar. Konon ceritanya, Ajahn Mun Bhuridatto menghabiskan masa vassa beliau di hutan ini. WOW...


Sekitar jam 10.30 kami tiba di vihara Luangpho Utai. Keren juga viharanya,walaupun diatas gunung dan tertutup oleh rimba.Kata tour guide kami, vihara inilah vihara yang terjauh di Udon Thani.

Kebetulan Luangpho Utai masih di kuti, jadi kami bisa bertemu dengan beliau, Beliau termasuk orang yang penuh energi disaat usianya sudah tidak muda lagi.Luangpho berusia 74 tahun.Luangpho Utai sangat lincah dari tutur katanya, maupun dari gerak fisiknya. Walaupun beliau memberikan wejangan dengan bahasa thai, beliau berusaha untuk membuat kami mengerti akan Dhamma yang beliau utarakan. Beliau sering mengulang kata2 seperti Loba,Dosa,Moha, dan menunjuk langsung ke arah dada beliau. Tour guide kami ada mengartikan sedikit kata2 beliau seperti " Hati-hati dengan Loba,Dosa,dan Moha, mereka itu adalah kotoran dalam Batin. Kalian harus terapkan Sati-sampajanna,dimanapun berada. Kalian harus memunculkan aloba,adosa,amoha, kalau kalian mau ke sugati,banyak macam sugati, ada tusita,tavatimsa.Kalau tidak kalian akan pergi ke niloka...Saya juga sempat memberikan pertanyaan kepada beliau, sayang beliau tidak bisa menggunakan bahasa inggris. jadi beliau mencampur dengan bahasa pali. Walaupun dengan bahasa Thai, yang saya tidak pahami, saya mengajukan pertanyaan dua kali kepada beliau, saya menjadi haus pertanyaan pada saat di hadapan beliau.Untung masih ada bahasa pali disisipkan beliau, jadi saya mengerti sedikit2, dan mencoba memahami apa yang beliau utarakan dalam bahasa thai. Sorot mata beliau pada saat menjelaskan kepada saya, sangat teduh. seakan-akan beliau tahu dan yakin kalau saya mencoba untuk memahami,menggali  lebih dalam Dhamma yang beliau jelaskan. Beliau juga mengacungkan kedua jempol kepada saya, dan membuat anggota tour yang lain menjadi kaget. Saya masih penasaran dengan beliau. Luanpho, semoga luangpho senantiasa sehat,panjang umur,dan cita2 luhur luangpho tercapai di kehidupan ini.

the best moment that i ever had....
Kami pun pamit, dan Luangpho menyuruh kami untuk memberikan hormat dan namaskara kepada Guru,Sang Buddha sebelum pulang. Sadhu Luangpho.
Rute ke3 menuju vihara Luangpho Inthawai, yang bernama Wat Pa Na Kham Noi.Setelah makan siang kami menuju kesana, Sekitar jam 15.30 kami sudah tiba di Wat pa na kham noi. Pintu masuk menuju vihara ini diawali dengan pohon2 besar. seperti pohon ulin, pohon beringin. Vihara ini termasuk vihara paling megah yang saya lihat di Udon Thani. Begitu megah dan WAH...



Luangpho Inthawai ada dikuti. setelah memberikan dana kepada beliau, kami ditanyai beberapa pertanyaan yang sudah diterjemahkan oleh bhikkhu muda dari indonesia yang bernama peter. Bulan Mei lalu Luangpho Inthawai datang berkunjung ke Indonesia, dan memang diundang di beberapa kota seperti Jakarta dan Medan. Luangpho bertanya kami berapa hari disini, kepala rombongan pun menjawab 5 hari saja, dan Luangpho Inthawai tertawa, "kenapa hanya 5 hari saja, saya di Indonesia, 10 hari..hehehehe.Luangpho Inthawai merupakan murid senior dari Luangta Mahaboowa. Setelah 1 jam dikuti, kami pun mohon pamit. Cuaca diluar sangat mendung tanda mau hujan. Dan ternyata benar , kami diguyur hujan yang sangat deras saat menuju vihara yang bernama Wat Pa Pu Khon.Vihara beratap warna Biru langit diatas gunung.Sekitar jam 16.30 kami sampai disana.


Didalam vihara ini terdapat rupang Sang Buddha dengan posisi Parinibbana dengan ukuran raksasa. WOW. Bus tidak bisa mengantar kami sampai didepan vihara, jadi kami naik mobil strada triton yang disana bernama sing taew. Setelah asik berfoto ria, kami pun pulang, karena sudah mau malam. Jam 9 malam baru bisa makan malam, karena jarak dari vihara Pa Pu Khon dengan pusat kota lumayan jauh....

*Tgl 12 Juli 2017 jam 5.09 dini hari kami sudah di bus.Rute pertama hari ini menuju Vihara Luangta Mahaboowa yang bernama Wat pa Baan Taad.Sekitar jam 6.05 kami sampai divihara ini. Pekarangan vihara ini juga sangat luas. Ditengah2 lingkaran ada tempat kremasi Luangta Mahaboowa. 

Seperti kemarin lagi, kami mengejar para bhikkhu untuk berpindapatta, hanya saya berdua dengan ko hengki lagi. sedangkan yang lain standby di tempat yang sudah disediakan.Jarak dari vihara menuju rumah2 warga lumayan jauh. sekitar 3 km. kami menempuh dengan berjalan kaki. Betis seperti tertarik.hehe.Tapi tetap memberikan pengalaman yang tidak akan didapat di Indonesia.hehe. Didalam kompleks vihara ada kuti , kamar terakhir Luangta Mahaboowa menghembuskan nafas terakhir,Tempatnya sangat indah untuk ukuran rumah kayu , dengan model minimalis,dari ulin dan marmer.
Setelah memberikan dana kepada murid senior Luangta Mahaboowa yang bernama Ajahn Sudjai Dantamano, kami pun melihat daerah2 sekitar dan saya sempat merekam video suasana tenang di vihara ini. 
Sekitar jam 11.15 kami sampai di propinsi Nangkhoi ,daerah perbatasan Laos dan Thailand. Jadi lumayan jauh juga jaraknya.Kami menuju vihara yang berisikan rupang Buddha yang terbuat dari emas hampir 93%. 

Lanjut dari vihara ini , sekitar jam 13.00 hujan deras lagi, kami pergi untuk makan siang di daerah provinsi Nangkhoi. Pada saat hujan deras begini, pikiran ini langsung membayangkan kalau dihutan, para bhikkhu2-nya bagaimana ya, dengan jubah 1 pasang, payung kain , huft. betapa kerasnya hidup seorang bhikkhu hutan.
Hujan sudah mulai agak reda, mata ini mulai mengantuk. Kami sampai di pasar Laos-Indo-Thai untuk berbelanja oleh-oleh. Lanjut belanja , kami dibawa ke tempat wisata yang bernama Salakukoi. Banyak patung2 raksasa disana.
Jam 16.45 sore kami lanjut lagi menuju Vihara yang bernama Wat Bodhi Somphon. Vihara ini merupakan vihara tempat bervassa Luangpho Camsi.Vihara ini berada di pusat kota, Jadi rute untuk Vihara hutan yang terakhir di Wat pa baan taad, Kapan lagi bisa kesana....Di sekitar wilayah Wat Bodhi Somphon  terdapat bangunan Stupa besar keemasan yang berisi rupang Sang Buddha, rupang Ajahn Mun,Ajahn Sao, Ajahn Dhammachedi, dan Luangpho Camsi, beserta Reliks2 beliau.

Didalam stupa keemasan itu, dilantai 3 ada reliks gigi Sang Buddha, tetapi kita tidak bisa melihatnya, karena ditempatkan agak tinggi.hehe
Kami juga diberikan buku biography Luangpho Camsi, yang bertuliskan bahasa Thai. hehe.jadi lihat gambarnya saja.hehe.Selesai dari vihara ini, kami pergi makan malam di pusat kota Udonthani. Karena jam 22.00 kami akan berangkat kembali ke Bangkok. Jam 21.01 masih menunggu di bandara,mata mulai berat....Sekitar jam  22.30 kami sampai juga di bandara Don Mueang,Bangkok.langsung menuju hotel, untuk beristirahat. Karena besok pagi, kami akan pergi ke Vihara Sangharaja dan berbelanja di Platinum mall. Besok tgl 13 juga hari terakhir di Bangkok.
*Tgl 13 Juli jam 5 subuh, saya sudah membersihkan diri. Karena jam 6 kami akan pergi berdana di Vihara Sangharaja yang bernama Wat rajabhopit. Sampai disana sekitar jam 7.45 .Tapi karena Sangharaja sakit, jadi murid beliau yang mewakili.

Jam 8.41 kami menuju hotel kembali untuk sarapan dan bersiap-siap karena jam 9.30 kami akan check out dari hotel . Singkat cerita, belanja saja.Sekitar jam 5.15 kami menuju Bandara Don Mueang,Bangkok. Sampai disana jam 6 sore, hujan deras lagi. Ada Bhante Dhammajato yang menemani kami. jam 21.05 pesawat boarding, delay 15 menit dari jadwal. Sekitar jam 00.30 sampai di Bandara Soetta,Jakarta.Perjuanganku belum selesai, karena saya harus ke Terminal 1 A untuk berangkat kembali ke kampung halaman.Jam 1.05 dini hari, akhirnya sampai juga di Jakarta, segeralah diri ini mencari shelter bus untuk diantar ke terminal 1A, Jam 5.05 sudah masuk pesawat menuju kampung nan jauh dimato. Jam setengah 10 pagi sampai juga. Bye2 Udon Thani, tetaplah menjadi pulau para Arahat.Jangan berubah,biarkan jantung Dhamma tetap lestari disana.Semoga berkat jasa-jasa kebaikan yang saya lakukan di daerah Bangkok dan Udon thani melimpah kepada papa,mama,sanak keluarga,semua para samana yang sedang berjuang, dan semua mahluk tanpa terkecuali semoga berbahagia, dan untuk diri ini, semoga cita-cita luhur saya tercapai di kehidupan ini. Sadhu sadhu sadhu...

Sekian cerita perjalanan di Bangkok dan Udon thani yang saya jalani sendiri.Banyak pengalaman yang akan saya simpan dan saya kenang untuk waktu yang lama. My trip my adventure....


.

Senin, 17 Juli 2017

Pengalaman perjalanan ke Bangkok dan Udon Thani, tgl 7-13 Juli 2017

Sebenarnya tour ini dimulai dari tgl 8 Juli, tetapi karena saya berbeda pulau dan harus kumpul di Jakarta, alhasil saya harus ke Jakarta 1 hari sebelum tgl 8 juli. 
* Tgl 7 Juli 2017 jam 5.51 subuh saya uda berada di pesawat menuju Jakarta, Hujan deras menemeni saya dalam perjalanan. Dengan seorang diri , saya berangkat menuju ke tempat impian...ceile.. Jam 7.20 uda sampai di Bandara Balikpapan, nga turun, jadi standby aja dalam pesawat (syukur) setelah pesawat diisi bahan bakar, pesawat pun terbang kembali menuju tujuan terakhir.Jam 9.35 sampai di Bandara Soetta, Jakarta, Setelah tanya supir blue bird, saya segera mencari penginapan s***** i** a******** .dengan harga yg sudah dibooking 245.000, ditambah waktu untuk keluar besok jam 7.30 pagi, saya menambah biaya 150.000 (hiks ) belum biaya taxi+airport tax+masuk parkir area penginapan, total 80.000 (hiks hiks ) mau nangis rasanya. haha...Dikampung blng my mother, still raining...huft...
*Tgl 8 Juli 2017 jam 8 uda sampe di terminal 2, khusus untuk keberangkatan luar negeri.diantar mini bus hotel. gratis (syukur) . Karena perut belum diisi, jadi cari sarapan dulu di sekitar terminal dengan harga fantasik.hehe.menu yang dipilih hanya nasi goreng+aqua botol kecil, habis 63.000. (haha) wes, yang penting kenyang aja. Jam 9.45 ketua rombongan tour kami akhirnya sampai juga di terminal 2 dan saya juga berkenalan dengan mereka, karena memang baru ini bertemu. Saya mendapat kartu nama juga. Jam 11.00 check in diluar. jam 12.20 check ini lg didalam. Dari pintu masuk luar terminal 2, uda check in, ini check in lagi.. huft...Ada kejadian, shampo dan aqua yang baru dibeli, disita petugas. Karena ini baru kali pertama, saya berangkat keluar negeri, barang cair lebih dari 100 ml, harus masuk bagasi. Saya hanya anak backpacker , yang nga butuh bagasi lagi, jadi shampo dan aqua itu harus direlakan diambil petugas bandara. pengalaman...Jam 13.40 uda masuk pesawat, setelah check ini hampir 4 kali...huft...Estimasi sampai Bandara Don Mueang,Bangkok sore sekitar 3 jam 20 menitan. Akhirnya,jam 5.15 sore sampai juga di Bandara Don Mueang. Ngantri dulu di bag.Imigrasi yang antriannya kayak antri isi bensin. panjangnya minta ampun. Turun ke lantai bawah  untuk ambil bagasi teman2 tour sekitar jam 18.20 .Selesai mengambil barang2 bagasi, kami diabsen dulu, siapa tau ada yang ketinggalan atau ada yang masih di WC. Tour guide kami datang juga menjemput kami. Mr.Ken, beliau dipanggil, orang Thai asli tetapi fasih berbahasa Indonesia,Kami dibawa ke suatu tempat, seperti tempat pusat para agent travel , anggota tour yang baru datang menginjak bandara don Mueang wajib dikalungi bunga oleh putri Thailand tanda penyambutan oleh tuan rumah.tidak lupa difoto juga.Kami diantar untuk segera menaiki bus travel yang sudah menunggu.Sekitar jam 19.45 kami dibawa ke restoran yang bernama Ten ten suki untuk mengisi perut yang keroncongan.hehe.Ceritanya neh mau puasa uposatha, tapi karena perjalanan yang cukup melelahkan, tidak jadi puasa deh.hehe. Setelah makan malam, kami dibawa ke pasar Asiatique, pasar yang dekat sungai.


Sekitar jam 21.00 kami sampai juga di pasar tersebut. lumayan jauh juga dari tempat makan, menuju ke pasar itu.belum lagi macet.Bangkok ternyata bisa macet juga y.hehe.Di sepanjang perjalanan, saya mendengar chanting saranagamam patha di salah satu vihara yang berada di pinggir jalan, pakai Toa bok, dikiraiin mesjid lagi adzan,Lupa kalau disini Bangkok.. hehe. Belanja baju kaos disana sama makanan ringan untuk dana kepada para bhikkhu yang berpindapatta di sekitar vihara wat bowon.(harga baju anak2 kecil rata2 200 baht), Sekitar jam 23.30 kami sampai juga di Chada hotel. masuk kamar, siapiin baju ,mandi langsung tidur.....zzzzzz...
*Tgl 9 Juli 2017 jam 4.30 wake up call. Agenda pagi buta ini kami akan berdana kepada para bhikkhu yang melakukan pindapatta di sekitar Wat Bowoniwet temple, Jam 5.35 akhirnya kami sampai juga di vihara ini. jam 7.10 kami kembali ke hotel untuk bersih2 dan sarapan. Perasaan happy, terharu, mencuat ke permukaan...nga menyesal datang kesini dari kampung nan jauh....
 jam 9.08 kami masuk bus travel lagi, siap2 mau berkunjung ke tempat pusat batu2 permata seperti berlian, batu safir,intan,dll...harganya wowwww....jadi cuma bisa lihat doank.hehe ditempat itu juga nga boleh ambil foto, Warning....Jam 11.00 kami dibawa jalan ke tempat pusat pembuatan tas, dompet  kulit asli. jadi disana diberikan beberapa contoh perbedaan, mana kulit asli dan kulit yang imitasi.Untuk harga fantastis juga. hehe Jam 11.30 pergi makan siang . Jam 13.00 kami kembali ke Wat bowoniwet,untuk melakukan dana bunga tanda mulainya masa vassa untuk para bhikkhu. Dikabarkan ada Raja yang datang untuk melakukan dana bunga juga. Anak mendiang Raja Bhumibol.Jadi nga heran, hampir jalanan di sekitar vihara, ditutup dan dijaga pasukan kerajaan dan kepolisian.






  Bunga-bunga dimana-mana...Sebelum melakukan dana bunga, kami diundang Bhante Dhammajato untuk beristirahat sambil ngobrol santai di kuti beliau. Beliau merupakan bhikkhu dari STI yang menghabiskan masa vassa di bangkok. Seru juga dengariin bhante berbicara, yang disisipi Dhamma. Terima kasih bhante, atas wejangan Dhamma yang walaupun singkat tapi sangat berguna, dan gulali khas Thai.hehe
Jam 5.15 sore, kami diberi waktu duluan untuk melakukan dana bunga, dengan ijin dari Bhante Dhammajato, karena beliau tahu kalau kami akan berangkat lagi ke Udon Thani, mengingat waktu untuk mulai dana bunga ini, agak telat dari waktu yang telah ditentukan.
Segeralah kami bergegas menuju bus travel untuk langsung menuju bandara. Jadi saya melihat pemandangan dimana semua aktivitas warga di stop untuk sementara karena rombongan Raja akan melewati jalan tersebut. Lampu hijau tidak berfungsi untuk sementara.hehe. keren y jadi Raja.hehe.Sekitar jam 19.00 kami tiba di Bandara terminal 2 untuk penerbangan domestik. Sangat jauh perjalanan dari pintu masuk check in bagasi menuju check in di pintu gate 51.Mungkin ada 2 km ....huft...sekitar jam 20.30 kami berangkat menuju Udon Thani. Sampai jam 22.05 kami sampai juga di Bandara Udon thani, entah apa nama bandaranya.hehe Sepi bok bandara ini. Petugas bandara aja cuma kelihatan 1-2 orang aja. Lanjut lagi naik bus travel untuk nuju hotel Grandsiam. Sekitar jam 23.00 kami tiba di hotel Grand siam yang besarnya minta ampun, parkiran luasnya minta ampun. tapi sepi kayak kuburan. Apa mungkin ini uda larut malam. Entahlah. Yang jelas, orang2 uda pada tidur nyenyak, kami masih sibuk mengangkut barang, memilih kamar mana, belum mandi juga. lengkaplah.hehehe
*Tgl 10 Juli 2017 wake up call jam 5 subuh. Mata masih berat untuk kebuka. kayak nda tidur aja.Agenda pertama di Udon Thani  pagi ini menuju Wat phu pa deng, Vihara tempat Luangpho Lee menghabiskan masa vassa. Karena kami sampai disana jam 6.45 , itu menandakan keterlambatan kami untuk melakukan dana kepada bhikkhu hutan yang berpindapatta. Para bhiikhu hutan sudah memulai makan pada saat kami baru tiba disana. tapi itu tidak buat kami sedih gitu aja, kami tetap melakukan dana kepada murid senior Luangpho Lee. Karena Luangpho Lee juga sudah tua, beliau sudah beristirahat di kuti beliau pada saat kami tiba di Wat Phu pa deng. 


Di sekitar wilayah Wat Phu Pa Deng, ada 1 vihara yang masih dalam tahap pembangunan. Vihara ini terletak diatas gunung. Jadi kami bersama-sama menaiki gunung ini, melintasi hutan.Kanan kiri mata hanya melihat semak belukar,pohon bambu, tapi jalanan disana mulus, tidak ada lobang2nya. Bagus untuk berjalan kaki. Tiba di vihara yang tidak tahu namanya, kami menaiki lantai paling atas. Begitu nyaman saat tiba diatas vihara. Angin yang kencang, udara yang sejuk. Mata yang mulanya mengantuk, sekarang terbuka lebar dengan menikmati pemandangan sekitar.it's very cool.....
Selesai dari Wat phu pa deng, kami lanjut menuju ke vihara Ajahn Wanchai. Dengan nama vihara Wat Phu Sangkho. Jam 9.30 kami jalan lagi. Bilang supir bus, sekitar 1 jam sampai di vihara tersebut,Jalan menuju Wat Phu Sangkho berkelok2, kayak ular gitu.dan tour guide kami mengatakan disini banyak ular kobra, jadi tidak banyak bhikkhu yang tinggal di wat phu sangkho. Jam 10.30 tepat kami sampai juga di vihara wat phu sangkho. Murid beliau menyampaikan jika ingin bertemu dengan ajahn Wanchai, bisa tapi jam 12.30 beliau baru bisa menemui kami. Karena beliau masih bermeditasi.Jadi sembari menunggu Ajahn wanchai keluar dari kuti, sebagian dari kami melakukan meditasi duduk di dhammasala.suasana yang tenang di vihara ini cocok untuk meditasi, tapi saya entah kenapa hany bisa bertahan 45 menit saja.hehe. Disudut kiri dhammasala ada patung lilin Luangta Mahaboowa, yang mirip sekali dengan aslinya, sampai2 tato yang ada di tangan luangta mahaboowa pun ada di patung tersebut.Vihara ini walaupun termasuk kecil, tapi sungguh nyaman, saya suka tempat ini , begitu dalam hati saya berucap...



Kami diberi buku juga yang berjudul "Fighting for freedom within by Ven.Ajahn Wanchai" Pada saat kami menunggu Ajahn Wanchai keluar, ada beberapa warga Thai yang datang berkunjung juga untuk melakukan dana kepada beliau. Karena para bhikkhu hutan hanya makan satu kali saja, kami memberikan catupatthaya dan sanghadana saja.Ajahn Wanchai akhirnya keluar juga dengan waktu yang telah dijanjikan , jam 12.30 tepat. Beliau menanyakan saya yang menggunakan gantungan card name dgn bahasa thai yang artinya "kamu dari mana?"dan saya dengan malu2 menjawab "i'm from indonesia , luangpho"...Ajahn wanchai memberikan wejangan Dhamma seperti ini jika ditranslate dari bhs Thai " sekalipun dokter hebat, jika jasmani ini sakit, dia juga akan pergi ke dokter yang lain. semua manusia tidak luput dari sakit dan tua. tidak peduli kamu orang Thai atau orang Indonesia, kamu juga pasti akan sakit dan tua. mumpung masih sehat,masih muda, gunakan waktu ini untuk mempraktikan meditasi dimanapun berada.hanya diri sendiri yang mampu mempraktikkannya, kita tidak bisa mengharap orang lain untuk kebijaksanaan kita sendiri."mantaf...hehe...satu kalimat dari Ajahn Wanchai sebagai penutup "praktikkan meditasi sekarang juga!"...dan Ajahn Wanchai langsung masuk kamar kuti lagi.hehe. jauh2 pergi kesini, mendengarkan wejangan Dhamma dari sosok praktisi yaitu...nga jauh2 dari meditasi.hehe. Kami tidak sempat mengambil foto beliau, karena di dalam vihara ini sebenarnya tidak diperkenankan juga, kami baru taunya setelah mengambil foto, hehe. jadi kami hanya foto di sekitar vihara saja, melihat murid2 beliau menyapu halaman sekitar vihara. Ingat ceritanya Ajahn Chah...yang selalu menyuruh menyapu dan menyapu...hehe. 
Sekitar jam 3 sore kami menuju ke vihara luangpho Canrian. beliau merupakan teman seperjuangan Luangta Mahaboowa.Jadi beliau juga sesepuh bhikkhu hutan yang masih hidup sampai sekarang ini.Di vihara yang bernama Wat Tham Sahai ini juga tidak diperbolehkan mengambil gambar. jadi hanya disimpan dalam benak masing2 saja. tapi di sekitar luar vihara, ada beberapa kuti yang sempat saya abadikan.

Wat Tham Sahai ini merupakan vihara goa. Goa yang asli ini isinya rupang2 Buddha, Foto2 para Guru seperti Ajahn Mun Bhuridatto, Ajahn Sao Khantasilo, foto Raja Bhumibol masih muda. Didalam vihara ini sungguh teduh.agak gelap,dan kebetulan juga memang mau hujan.hehe.Sudah banyak umat yang menunggu Ajahn Canrian.Kami berencana jam 4 sore, jika Ajahn belum keluar juga dari kuti, kami akan menitipkan dana ini kepada murid beliau. Tetapi alangkah kagetnya kami, jam 4 kurang 5 mnit, Ajahn Canrian keluar dengan menggunakan kursi roda dan langsung membuat kopi di belakang, dan segera duduk di tempat beliau didepan. Dengan gaya yang menurut saya, "nyentrik" (maafkan saya) beliau duduk dengan gaya di warung kopi, beliau sungguh buat saya takjub. ini seperti cerita dari murid Ajahn Chah yang menceritakan ada beberapa bhikkhu hutan yang gaya aslinya nyentrik , tidak mengada2, memang apa adanya. Dan akhirnya, saya bertemu juga dengan yang diceritakan di buku.hehe...sungguh pengalaman yang tak terlupakan.Ajahn Canrian, tertawa lepas pada saat berkata (dlm bhs thai )" orang2 kaya ini membuat para bhikkhu kebingungan, jika berdana bisa gila2an, tetapi jika disuruh menjadi bhikkhu, tidak ada yang mau, hehe" kebetulan ada umat yang berdana gong .jadi ajahn berbicara seperti itu. Blessing di vihara ini lucu. permen dilempar kemana2 dan umat berebutan mengambil permen2 yang dilempar ini.hehe, padahal mampu beli permen 5 pak smpai 1 dos, tapi entah kenapa pada saat blessing permen yang dilakukan di vihara ini , orang pada berebutan untuk mengambilnya.hehe.
Jam 5 sore kami menuju ke vihara Luang pho Bun Peng dengan nama Wat Tham klong Pen.Di sekitar wilayah Wat Tham Klong Pen, ada musium Ajahn Khao Analayo.Tapi pada saat kami kesana, musium itu sudah tutup. karena ada batas waktu berkunjung Ternyata Luangpho Bun Peng merupakan murid dari Ajahn Khao Analayo. Pada saat kami tiba disana, Luangpho Bun Peng sakit karena beliau juga sudah berusia senja. jadi beliau hanya di ranjang saja. kami melihat dari balik jendela kaca, yang menerima dan menyambut kami samanera muda. Semoga luanpho bisa sehat kembali  sadhu3x...Jadi hari ini tgl 10 Juli kami sudah berkunjung ke 4 vihara. yang mana 2 dari Luangpho sudah tua dan sakit2an, semoga saja beliau-beliau bisa sehat kembali seperti sedia kala,

Lanjut lagi cerita perjalanan besok tgl 11,12 dan 13 Juli. Sampai disini, cerita pengalaman saya sewaktu berada di Bangkok dan Udon Thani. Semoga para ajahn, para guru masih mampu mengajarkan Dhamma kepada kami yang walaupun mengalami kelapukan jasmani, semoga Dhamma tetap lestari.sadhu3x...