Terbiasa melekat...
Itulah kata-kata yang berputar dalam benakku beberapa hari ini. Tidak dipungkiri,manusia yang merasakan sepi akan merindukan kenangan masa lalu. Masa lalu yang ingin rasanya diulang kembali.
Kesepian mengajarkan kita untuk menghargai kebersamaan. Kesendirian mengajarkan kita untuk introspeksi diri. Disaat-saat itulah, muncul kebiasaan. Ingin selalu bersama dengan orang-orang sekitar yang biasanya bersama. Orang yang biasanya bersama dengan kita, tidak bisa selamanya selalu ada disisi kita. Mereka pun perlahan tapi pasti bisa pergi kemana saja,tanpa waktu yang diketahui. Perasaan sedih atas kesepian yang melanda membuat gejolak hati yang menjungkirbalikkan akal pikiran. Kenyataan bahwa kita tidak bersamanya lagi ditolak mentah-mentah oleh perasaan sedih . Perasaan tidak mau peduli akan kenyataan ini. Perasaan hanya menginginkan kita untuk selalu tenggelam dalam kesedihan. Perasaan sepi , sendiri selalu dimunculkan saat mengingat kenangan masa lalu.Ketakutan pun muncul,menghantui. Mengapa aku sendiri ? ....
Aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa takut dengan sendiri...apa yang salah dengan sendiri...
dan aku menemukan jawabannya. ini semua terbiasa dengan kebersamaan. ini sudah terlalu melekat dan membenci hal yang sepi,tidak menyukai kenyataan bahwa suatu hari nanti kita akan memang sendiri.
Bisakah kita menerima kenyataan bahwa dasarnya kita memang sendiri dalam hidup ini.keluarga,kolega,hanya menemani kita untuk sementara. tidak ada yang benar-benar menemani kita sampai akhir hayat kita. Jikalau ada, itu hanya manusia yang sangat beruntung.
Bisakah aku menerima kenyataan bahwa aku juga akan sendiri menjalani hidup ini.
Apakah aku sanggup menjalani hidup ini dengan diriku sendiri...
Ucapan dalam hati yang tak berkesudahan.