Kenangan tgl 26 - 28 Oktober 2016
Sebaiknya kutulis disini, mumpung ingatan masih segar.Tgl 26-28 Oktober 2016 adalah tanggal yang seperti biasa dilewati.Tetapi tanggal tersebut mempunyai moment yang langka.Walaupun sudah berlalu, tapi aku masih mengingatnya dengan jelas.Betapa banyak pengalaman dan pelajaran yang kudapat dari 3 hari yang singkat itu.
Tanggal 26 Oktober 2016,hari pertama latihan bersama Y.M.Bhikkhu Adhiratano.
Karena waktu sudah telah ditentukan yaitu jam setengah 8 malam, Bhante mulai memberikan ceramah singkat, tetapi beliau tidak memberi instruksi untuk memulai latihan jalan lebih dulu.Karena beliau ingin memperkenalkan metode-metode apa saja dalam praktik meditasi.Jadi beliau berbicara dan kami mendengarkan dengan kyusuk selama setengah jam dilanjut latihan duduk dengan durasi 1 jam .Alhasil, kami semua duduk selama 1 1/2 jam yang membuat rasa jengkel tak tertahankan.Kaki mau lepas, batin berontak.(hehe). Bhante Adhiratano menekankan 3 hal yang harus dikembangkan dalam latihan meditasi .(tumben diri ini masih mengingatnya) yaitu :
1. Kewaspadaan (SATI) sikap tenang penuh dengan kehati-hatian dalam mengamati objek.Ini seperti di lantai penuh dengan beling kaca yang pecah berhamburan.Karena anda mengetahui ada pecahan kaca dan anda tidak ingin terluka , maka anda akan mengayunkan langkah kaki anda dengan penuh waspada dan hati-hati.Seperti ini juga dalam latihan meditasi apapun posisinya.Berhat-hati untuk tidak terikut perasaan yang timbul, pikiran yang timbul, dan sensasi yang dikeluarkan badan jasmani,
2. Kesabaran (KHANTI) , sikap bertahan dalam satu titik dalam menghadapi segala kotoran batin yang timbul baik itu rasa suka dan duka.Yakinkan diri anda untuk tetap duduk disana tanpa bergerak sedikit pun.Gatal atau rasa sakit yang tak tertahankan tugas anda hanya menyadari saja(omg).Anggap badan anda lumpuh total yang terbaring kaku di pembaringan.Tetapi jika pikiran masih tetap berontak , coba saja anda menarik nafas anda dalam-dalam dan tahan berapa detik.Anda akan merasakan perbedaannya.Jika rasa sakit masih menghantui juga,pindahkan pelan2 kaki anda dari tempat semula dan ganti posisi yang nyaman menurut anda atau gerakkan jari kaki anda dengan disadari.
3. Tekad ( ADHITANNA) , memiliki tekad yang kuat sangat baik dan harus dipertahankan.Seakan-akan ini adalah perjuangan tanpa henti anda dalam latihan.Jadi latihan tidak terputus ditengah jalan.Ini seperti anda menaiki sebuah gunung,pada saat anda masih di bawah, anda hanya melihat sedikit pemandangan dan anda harus menapakkan langkah kaki anda lagi untuk melihat cakrawala diatas gunung sana.Teruskan langkah kaki anda untuk terus ke puncak,jangan berhenti di tengah,sungguh disayangkan jika anda berhenti ditengah2 latihan.
Jadi pada saat itu kaki ku sudah tak tertahankan, dan akhirnya dengan segera kuganti posisi duduk lagi .Baru dalam latihan ini aku berganti posisi 1x dalam meditasi duduk.Pelajaran yang kudapat pada saat itu, betapa berontaknya pikiran ku pada saat kaki kesakitan,seakan-akan ini bukan badanku.aku tidak bisa memerintahkan kaki ini untuk nyaman disini.setelah berganti posisi, aku mulai nyaman lagi,dan pikiran yang berontak ini berangsur-angsur tenang kembali.
Tanggal 27 Oktober 2016 hari Ke-2 latihan bersama Y.M.Bhikkhu Adhiratano
ceramah singkat bhante yang buat aku bergetar.setelah ceramah itu dilanjut dengan latihan jalan setengah jam dan duduk 1 jam. Ceramah bhante yang masih kuingat seperti ini "Anggap nafas yang anda miliki saat ini adalah nafas terakhir. Anda terbaring kesakitan tak berdaya menunggu ajal di pembaringan.anda tidak mampu menggerakan satu jari sekalipun.Masalah pekerjaan, masalah keluarga untuk sementara diletakkan.Hal tersebut tidak terlalu penting.Yang terpenting saat ini adalah nafas yang anda miliki sekarang.satu-satunya harta yang berharga untuk saat ini adalah nafas anda.Seperti inilah anda melatih kesadaran pada nafas.selalu kembangkan kesadaran di setiap tarikan dan hembusan nafas.Anda akan duduk dengan tenang mengamati nafas bekerja apa adanya.anda hanya mengamati,tidak perlu berkomentar apapun.Siapa pun di dunia ini tidak ada yang membenci dan menyukai nafas."apakah anda membenci nafas anda ? buang saja nafas anda kalau bisa,hembuskan nafas anda terus-terusan tanpa menghirupnya, begitu pula dengan menyukai nafas apakah anda menhirup nafas anda sepanjang waktu? hirup saja terus menerus, tanpa menghembuskan.Apakah disini ada yang bisa ?(hehe) setelah itu kami melanjutkan latihan,dan latihan pada hari itu terasa nyaman dan tentram...1 1/2 jam menuju nibbana ..."ujar bhante (hehe)
Tanggal 28 Oktober 2016 Hari terakhir latihan bersama Y.M.Bhikkhu Adhiratano
Karena hari terakhir, bhante tidak menjelaskan panjang lebar lagi, bhante hanya mengingatkan kembali untuk tetap berlatih bersama dengan tekun dan giat.ini seperti banyak lilin yang dinyalakan di ruangan, jika satu lilin saja yang menyala ,ruangan belum terlihat karena pandangan masih terbatas akan cahaya yang remang2.jika lilinnya banyak dan semua menyala, pandangan tampak jelas dan cahaya yang indah akan menerangi seluruh ruangan tersebut.Saling menyemangati teman satu dengan teman yang lain akan sangat membantu kita dalam praktik.Semua manusia di dunia ini ingin berbahagia,tetapi untuk berbahagia itu, acap kali manusia bersandar pada sesuatu yang rapuh dan membawa penderitaan baru.Ini seperti bergantung pada akar yang jabuk, yang suatu saat pasti akan putus.Hanya dengan mempraktikkan ajaran Dhamma ini, anda akan menemukan kebahagiaan sejati.Bhante dengan tegas mengatakan "tidak ada jalan lain selain ini (berlatih meditasi), jika ada jalan lain coba tunjukkan kepada saya",bhante juga berujar "kita harus siap dalam menghadapi kematian, karena kematian itu pasti.pikiran pada saat menjelang ajal tidak bisa diprediksikan,jika kita pernah berlatih samadhi setidaknya kita masih bisa mengarahkan pikiran pada saat menjelang ajal ke arah yang baik.tapi bagaimana dengan orang yang tidak pernah berlatih?,pikiran dendam,benci,iri hati bisa muncul kapan saja,maupun pada saat menjelang kematian.jika itu yang terjadi,, sudah bisa dipastikan kita akan terlahir di alam penderitaan(ABHAYA) .Jadi meditasi itu juga tidak mesti harus duduk lama dengan mata terpejam.meditasi adalah sadar setiap saat dimanapun dan kapan pun.selalu jaga kesadaran jangan sampai lengah.
Itu yang diingat pikiran ini.Setelah tgl 28, kami berkunjung ke kuti beliau untuk pamit kepada beliau untuk mengucapkan terima kasih sebelum beliau berangkat kembali ke Jakarta dan ke Srilangka.Bukannya kami pamit, kami duduk berjam-jam sharing dan mendengarkan cerita beliau yang seru sekali waktu di Srilangka. Cerita dari beliau yang sangat seru dan menarik untuk dikenang.Terima kasih Bhante, semoga bhante Adhiratano senantiasa sehat,panjang umur,semakin maju dalam Dhamma.Sadhu,sadhu,sadhu.
Rabu, 21 Desember 2016
Selasa, 29 November 2016
Perjalanan singkat atau panjang tetap memberi kesan
Mumpung masih ingat moment-moment selama perjalanan seminggu di kota gudeg,Magelang,Solo, Jadi dituangkan disini.
Diawali tgl 19 November 2016, pukul 4:15 Wite saya,mama dan keponakan berangkat menuju bandara Juata Tarakan.Pada saat itu hujan deras menemani kami disepanjang jalan.Karena waktu cek in menunjukkan pukul 6:00 pagi, kami pergi lebih awal, khawatir ketinggalan pesawat.Ada kejadian kecil juga yang terjadi di awal keberangkatan itu.Dari kejadian itu, saya akan lebih memilih berangkat ala backpacker seorang diri.Tidak ribet.hehe
Karena tgl 19 itu ada moment yang bisa dibilang mengecewakan, mulai dari perjalanan ke tempat sanak keluarga, tempat tinggalnya, jadi intinya saya mengeluh dan tentu itu tidak baik untuk ditulis disini secara detil.Tetapi saya tetap mengucapkan banyak-banyak terima kasih , dan bisa menikmati suasana pedesaan di kala cahaya matahari masih malu-malu untuk keluar .Disaat mengeluh pada waktu itu, saya memilih untuk berjalan-jalan melihat pemandangan pedesaan.
Tgl 20 November 2016 sekitar pukul 9:15 saya, mama dan keponakan mencari terminal bus tujuan magelang.lebih tepatnya Desa Mungkid,Magelang.Kami menemukan bus yang mempunyai tujuan langsung ke terminal borobudur.Setelah bertanya ke orang2 sekitar, akhirnya kami menemukannya.Hanya dengan ongkos Rp 20.000,- bus ukuran 3/4 bernama cempaka putih membawa kami ke terminal borobudur dengan waktu 1 1/2 jam.Pukul sudah menunjukkan 10:45, akhirnya kami sampai juga ditempat yang dituju.Setelah sampai di terminal, kusir andong mendatangi kami untuk menawarkan jasanya.Segera kami mengikuti kusir andong itu untuk mencari penginapan terdekat.Sekitar pukul 11:00 kami sudah mendapat penginapan,Penginapan Lotus 1 dengan harga Rp 200.000 per kamar terletak di pinggir jalan pelataran kawasan candi borobudur . kami juga sudah membersihkan diri dan mengisi perut yang lapar.Pada saat itu, diselenggarakan festival marathon borobudur.Jadi suasana sangat sangat ramai.Tetapi kata pak kusir andong ini belum terlalu ramai, andong masih bisa lewat, coba kalau ada acara agama Buddha, macetnya.Andong saja tidak bisa lewat dijalan ini saking macetnya.Begitu kata pak kusir, dan buat saya ternganga, bukan main dalam hati saya.hehe.cuaca panas terik tidak menyurutkan semangat untuk segera menaiki tangga candi.jantung tidak karuan berdetak, karena cukup jauh juga jarak antara loket masuk dan pelataran candi dan juga ini baru pertama kalinya, saya menginjakkan kaki di tempat bersejarah seperti ini.kami disambut oleh pohon beringin tua yang besar dan mempunyai akar yang panjang menjuntai ke bawah.Tiba saatnya kami sampai di tangga pertama.begitu takjubnya saya melihat dari bawah, saking takjubnya, saya sempat terharu.mau menangis rasanya.hehe.setelah naik tingkat paling atas, yaitu di stupa yang paling besar, bukannya lebih khuysuk untuk hening, malah terganggu dengan wara-wiri turis lokal maupun mancanegara.Penuh sesak, cuaca panas menambah kecewa dalam hati.saya ingin kesini lagi, pas sudah sepi.itu niat saya.jadi tgl 22 november saya kembali lagi di pagi hari, jam 6:30.
Tgl 21 November 2016 sekitar jam 8:30 pagi kami dijemput andong yang kemarin.kali ini rute kami mau ke vihara mendut, candi mendut dan candi pawon.jaraknya tidak terlalu jauh.hanya memakan waktu setengah jam, kami sudah sampai di vihara mendut domisilinya Y.M Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera.Karena para bhikkhu menghadiri acara HUT STI ke 40 di Jakarta, alhasil vihara mendut sepi.hanya ada penjaga.tapi disitu lah puasnya untuk berkeliling melihat pemandangan di vihara mendut.hehe.Pertama masuk pintu, saya melihat patung Buddha parinibbana.setelah itu ada ruangan dhammasala, segera saya menghaturkan rasa hormat dengan memasang dupa dan bersujud sebanyak 3x.Setelah itu tidak lupa kami berfoto-foto ria.hehe.lanjut ke tengah kawasan vihara, saya jumpai pintu berbentuk candi replika angkor wat, saya pikir satu saja, rupanya dibelakang ada juga pintu replika candi angkor wat lagi.saya jatuh cinta dengan vihara mendut yang asri, tenang, adem.pokoknya saya tidak ingin beranjak dari vihara mendut.jalan sebentar, kami sampai di candi mendut.dengan tiket yang murah meriah hanya Rp 3.500,- kami segera memasuki kawasan candi mendut.candi mendut dekat dengan rumah-rumah orang sekitar.betapa bahagia nya bisa tetanggaan dengan candi dan vihara mendut.hehe.Untuk ruangan tengah candi kalau dilihat dari luar terlihat gelap, tetapi pada saat masuk melihat patung Buddha posisi duduk tegak, seakan-akan ada cahaya ditengahnya.dan itu tertangkap oleh camera di hp saya.setelah puas mengambil gambar di dalam ruangan candi, saya melanjutkan dengan di luar ruangan.saya dapati ibu-ibu sedang membersihkan bebatuan dengan seikat lidi kecil.Mereka sedang membersihkan lumut yang menempel di bebatuan candi.sungguh pekerjaan yang mulia.Di kawasan candi mendut, turis mancanegara tidak sebanyak di candi borobudur.jadi kami hanya melihat para pekerja yang membersihkan dedaunan, memotong rumput, menyapu.pemandangan ini lebih enak dipandang dibandingkan yang kemarin.
lanjut dari candi mendut, tak lupa saya berniat kembali "q ingin kesini lagi, tunggu q", kami ke candi pawon.Ukuran Candi pawon agak kecil dibandingkan candi mendut.tetapi mempunyai ukuran yang sama yaitu segi 4.candi pawon ini juga bersebelahan dengan rumah orang-orang sekitar.Harga tiket masuk juga sama seperti di candi mendut.Setelah selesai mengambil gambar candi pawon, kami kembali ke penginapan.3 Candi yang kami datangi itu merupakan 3 candi agama Buddha yang mempunyai letak sejajar dengan garis lurus.Hebat nya y.ckck
Tgl 22 November 2016 pagi pukul 6:30 saya sendirian segera bergegas ke candi Borobudur lagi.hehe.Dengan semangat 45, jarak jauh dengan jalan kaki tidak melemahkan sedikit pun diri ini.ceile.Udara sejuk mengelilingi kawasan candi borobudur. Merasakan nafas masuk, keluar merupakan moment yang berharga pada saat itu. Tiba di puncak, bertemu dengan turis mancanegara, yang sedang asyik mengambil gambar atas keindahan candi borobudur.Walaupun mereka asyik berfoto-foto ria, tapi mereka tidak bising seperti turis lokal kemarin .Turis mancanegara lebih menghormati dengan sikap mereka yang tidak grasa grusu pada saat mengamati satu stupa dengan stupa yang lainnya.Tidak lupa juga saya meminta gambar dengan salah seorang bule mancanegara yang entah dari mana asalnya, saya juga tidak menanyakannya, yang penting dapat foto bersama,hehe.
Mumpung masih ingat moment-moment selama perjalanan seminggu di kota gudeg,Magelang,Solo, Jadi dituangkan disini.
Diawali tgl 19 November 2016, pukul 4:15 Wite saya,mama dan keponakan berangkat menuju bandara Juata Tarakan.Pada saat itu hujan deras menemani kami disepanjang jalan.Karena waktu cek in menunjukkan pukul 6:00 pagi, kami pergi lebih awal, khawatir ketinggalan pesawat.Ada kejadian kecil juga yang terjadi di awal keberangkatan itu.Dari kejadian itu, saya akan lebih memilih berangkat ala backpacker seorang diri.Tidak ribet.hehe
Karena tgl 19 itu ada moment yang bisa dibilang mengecewakan, mulai dari perjalanan ke tempat sanak keluarga, tempat tinggalnya, jadi intinya saya mengeluh dan tentu itu tidak baik untuk ditulis disini secara detil.Tetapi saya tetap mengucapkan banyak-banyak terima kasih , dan bisa menikmati suasana pedesaan di kala cahaya matahari masih malu-malu untuk keluar .Disaat mengeluh pada waktu itu, saya memilih untuk berjalan-jalan melihat pemandangan pedesaan.
Tgl 20 November 2016 sekitar pukul 9:15 saya, mama dan keponakan mencari terminal bus tujuan magelang.lebih tepatnya Desa Mungkid,Magelang.Kami menemukan bus yang mempunyai tujuan langsung ke terminal borobudur.Setelah bertanya ke orang2 sekitar, akhirnya kami menemukannya.Hanya dengan ongkos Rp 20.000,- bus ukuran 3/4 bernama cempaka putih membawa kami ke terminal borobudur dengan waktu 1 1/2 jam.Pukul sudah menunjukkan 10:45, akhirnya kami sampai juga ditempat yang dituju.Setelah sampai di terminal, kusir andong mendatangi kami untuk menawarkan jasanya.Segera kami mengikuti kusir andong itu untuk mencari penginapan terdekat.Sekitar pukul 11:00 kami sudah mendapat penginapan,Penginapan Lotus 1 dengan harga Rp 200.000 per kamar terletak di pinggir jalan pelataran kawasan candi borobudur . kami juga sudah membersihkan diri dan mengisi perut yang lapar.Pada saat itu, diselenggarakan festival marathon borobudur.Jadi suasana sangat sangat ramai.Tetapi kata pak kusir andong ini belum terlalu ramai, andong masih bisa lewat, coba kalau ada acara agama Buddha, macetnya.Andong saja tidak bisa lewat dijalan ini saking macetnya.Begitu kata pak kusir, dan buat saya ternganga, bukan main dalam hati saya.hehe.cuaca panas terik tidak menyurutkan semangat untuk segera menaiki tangga candi.jantung tidak karuan berdetak, karena cukup jauh juga jarak antara loket masuk dan pelataran candi dan juga ini baru pertama kalinya, saya menginjakkan kaki di tempat bersejarah seperti ini.kami disambut oleh pohon beringin tua yang besar dan mempunyai akar yang panjang menjuntai ke bawah.Tiba saatnya kami sampai di tangga pertama.begitu takjubnya saya melihat dari bawah, saking takjubnya, saya sempat terharu.mau menangis rasanya.hehe.setelah naik tingkat paling atas, yaitu di stupa yang paling besar, bukannya lebih khuysuk untuk hening, malah terganggu dengan wara-wiri turis lokal maupun mancanegara.Penuh sesak, cuaca panas menambah kecewa dalam hati.saya ingin kesini lagi, pas sudah sepi.itu niat saya.jadi tgl 22 november saya kembali lagi di pagi hari, jam 6:30.
Tgl 21 November 2016 sekitar jam 8:30 pagi kami dijemput andong yang kemarin.kali ini rute kami mau ke vihara mendut, candi mendut dan candi pawon.jaraknya tidak terlalu jauh.hanya memakan waktu setengah jam, kami sudah sampai di vihara mendut domisilinya Y.M Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera.Karena para bhikkhu menghadiri acara HUT STI ke 40 di Jakarta, alhasil vihara mendut sepi.hanya ada penjaga.tapi disitu lah puasnya untuk berkeliling melihat pemandangan di vihara mendut.hehe.Pertama masuk pintu, saya melihat patung Buddha parinibbana.setelah itu ada ruangan dhammasala, segera saya menghaturkan rasa hormat dengan memasang dupa dan bersujud sebanyak 3x.Setelah itu tidak lupa kami berfoto-foto ria.hehe.lanjut ke tengah kawasan vihara, saya jumpai pintu berbentuk candi replika angkor wat, saya pikir satu saja, rupanya dibelakang ada juga pintu replika candi angkor wat lagi.saya jatuh cinta dengan vihara mendut yang asri, tenang, adem.pokoknya saya tidak ingin beranjak dari vihara mendut.jalan sebentar, kami sampai di candi mendut.dengan tiket yang murah meriah hanya Rp 3.500,- kami segera memasuki kawasan candi mendut.candi mendut dekat dengan rumah-rumah orang sekitar.betapa bahagia nya bisa tetanggaan dengan candi dan vihara mendut.hehe.Untuk ruangan tengah candi kalau dilihat dari luar terlihat gelap, tetapi pada saat masuk melihat patung Buddha posisi duduk tegak, seakan-akan ada cahaya ditengahnya.dan itu tertangkap oleh camera di hp saya.setelah puas mengambil gambar di dalam ruangan candi, saya melanjutkan dengan di luar ruangan.saya dapati ibu-ibu sedang membersihkan bebatuan dengan seikat lidi kecil.Mereka sedang membersihkan lumut yang menempel di bebatuan candi.sungguh pekerjaan yang mulia.Di kawasan candi mendut, turis mancanegara tidak sebanyak di candi borobudur.jadi kami hanya melihat para pekerja yang membersihkan dedaunan, memotong rumput, menyapu.pemandangan ini lebih enak dipandang dibandingkan yang kemarin.
lanjut dari candi mendut, tak lupa saya berniat kembali "q ingin kesini lagi, tunggu q", kami ke candi pawon.Ukuran Candi pawon agak kecil dibandingkan candi mendut.tetapi mempunyai ukuran yang sama yaitu segi 4.candi pawon ini juga bersebelahan dengan rumah orang-orang sekitar.Harga tiket masuk juga sama seperti di candi mendut.Setelah selesai mengambil gambar candi pawon, kami kembali ke penginapan.3 Candi yang kami datangi itu merupakan 3 candi agama Buddha yang mempunyai letak sejajar dengan garis lurus.Hebat nya y.ckck
Tgl 22 November 2016 pagi pukul 6:30 saya sendirian segera bergegas ke candi Borobudur lagi.hehe.Dengan semangat 45, jarak jauh dengan jalan kaki tidak melemahkan sedikit pun diri ini.ceile.Udara sejuk mengelilingi kawasan candi borobudur. Merasakan nafas masuk, keluar merupakan moment yang berharga pada saat itu. Tiba di puncak, bertemu dengan turis mancanegara, yang sedang asyik mengambil gambar atas keindahan candi borobudur.Walaupun mereka asyik berfoto-foto ria, tapi mereka tidak bising seperti turis lokal kemarin .Turis mancanegara lebih menghormati dengan sikap mereka yang tidak grasa grusu pada saat mengamati satu stupa dengan stupa yang lainnya.Tidak lupa juga saya meminta gambar dengan salah seorang bule mancanegara yang entah dari mana asalnya, saya juga tidak menanyakannya, yang penting dapat foto bersama,hehe.
![]() |
foto di pagi hari, matahari masih malu-malu |
![]() |
foto dengan turis mancanegara,hehe
Masih tanggal 22 November 2016, sekitar jam 8:30 pagi setelah selesai mandi dan sarapan, kami pun berniat untuk pergi ke Solo, berkunjung ke Vihara Dhammasundara. Kami menjumpai supir taxi, setelah nego harga kami sepakat untuk membayar Rp 700.000 biaya pulang pergi ke solo.Perjalanan ke Solo menghabiskan waktu kurang lebih 2,5 jam.Itupun melewati jalur alternatif , supaya menghindar dari kemacetan di Jogjakarta.Jadi dari Magelang ke Solo lumayan jauh jaraknya.Perjalanan kami ke Solo, melewati Klaten.Dengan menggunakan GPS di Google Maps setidaknya membantu kami dalam perjalanan yang berliku-liku. Setelah sampai di Jalan Ir.Juanda, kami mulai mengamati dengan pasti dimana kira-kira Vihara itu berada,Rpanya dipinggir jalan.Mudah saja mencarinya ternyata,hehe.Pertama kali masuk, kami melihat pintu gerbang besar, yang sangat keren. Ditengah kawasan vihara, ada Candi replika di Kamboja, berwarna putih.Candi yang sangat indah,
replika candi yang ada di Vihara Dhammasundara
Vihara Dhammasundara tampak depan
Setelah puas mengelilingi vihara yang sepi, kami pulang kembali ke magelang.Kami diguyur hujan yang sangat deras dalam perjalanan. Kami sampai di penginapan di desa mungkid sekitar jam 5:00 sore. Walaupun di dalam mobil, kami pun merasakan kedinginan, padahal AC di mobil sudah dimatikan. Tapi saya senang sudah bisa menginjakkan kaki di vihara Dhammasundara,Solo.
Tgl 23 November 2016 kami kembali ke Jogjakarta, karena tgl 26 November 2016 kami sudah kembli ke Tarakan, jadi rencana saya tgl 23 sudah menginap di dekat Bandara adisucipto, Jogjakarta, biar gampang membawa barang-barang. Kami menyewa jasa supir taxi yang kemarin, dengan membayar Rp 250.000,- kami tiba di dekat Bandara adisucipto.Kami mendapat penginapan yang murah meriah, yang lumayan strategis juga dalam hal cuci mata.hehe.Tiap hari kami melihat pemandangan kereta api melewati jalur kereta di dekat Bandara Adisucipto.Jadi sangat ramai, tapi seru.Banyak juga makanan yang dijajakan oleh pedagang kaki lima di depan penginapan itu.Nama penginapannya Penginapan Sari .dengan harga semalam Rp 145.000 saya menyewa untuk 3 hari ke depan.Setelah membereskan tas dan barang bawaan kami, sekitar jam 12:30 siang kami sudah mengisi perut kembali, kami berkunjung ke Candi Prambanan. Dengan menaiki Bus TransJogja, kami hanya membayar tiket Rp 3.500/org, kami langsung dibawa berjalan-jalan melewati terminal atau shelter Transjogja.Jangan takut untuk bertanya dengan petugasnya disana.Mereka sangat ramah dan jujur.jadi kita tidak akan takut dibohongi juga.Candi Prambanan di pinggir jalan.Terlihat jelas jika kita melewati jalan besar di jogja.Setelah sampai di terminal prambanan milik transjogja, kami menaiki andong lagi.Dengan harga Rp 40.000 kami dibawa andong ke pintu masuk candi prambanan. Harga tiket masuk Candi prambanan Rp 35.000,-.Kawasan candi prambanan diliputi angin sepoi-sepoi.Tapi pada saat mendekat pelataran candi, angin disana sangat kencang.Kami tidak mengunjungi Candi sewu,dan candi yang lain,Karena melelahkan.jadi kami segera pulang.tidak lupa kami pergi ke terminal prambanan tempat kami diturunkan.Dengan tujuan shelter Bandara, kami pun sampai, sisanya kami jalan kaki sebentar, dan telah sampai di penginapan.
Tgl 24 November 2016, kali ini, rute kami yaitu Keraton Ngayogjakarta.Seperti biasa kami menaiki bus transjogja lagi, dengan tujuan terminal taman pintar.Terminal itu yang termasuk dekat dengan alun-alun keraton. Setelah sampai di terminal taman pintar, kami menaiki becak motor untuk minta diantarkan ke alun-alun. Dengan harga Rp 10.000 kami dibawa ke tempat perusahaan rumahan Bakpia pathok,kami juga diantarkan untuk melihat tempat kerajinan batik, tapi kami tidak kesana, karena kami sudah banyak membeli baju batik sewaktu di Borobudur.Banyak pohon beringin tua di sepanjang jalan, jadi terlihat sangat adem di mata, meneduhkan.Kami diturunkan di parkiran andong.karena masih pagi, keraton masih nampak tutup.Jadi kami menaiki andong lagi untuk dibawa berputar-putar mengelilingi alun-alun, dan sekitar keraton luar. Setelah tawar menawar dengan pak kusir andong kami menyetujui harga sewanya yaitu Rp 70.000,-.Kami juga jumpai rumah kerabat Kelurga kerajaan yang sangat megah diantara gang-gang kecil.Setelah puas berkeliling, akhirnya pintu masuk keraton terbuka juga tanda turis sudah boleh memasuki area keraton.Harga tiket masuk Rp 5.000/org dewasa dan tiket untuk memotret Rp 1.000,-
salah satu ruangan di area keraton
Para abdi dalem keraton pun tidak lupa saya ambil gambarnya, tidak lupa meminta ijin dengan sopan santun untuk meminta gambar para beliau-beliau itu.Ada juga museum di dalam kawasan keraton .Banyak foto maupun lukisan dari Para Pemegang Kekuasaan di Keraton dari jaman kolonial Belanda sampai foto Sri Sultan Hamengkubuwono yang sekarang.
Salah satu foto yang terpampang di museum
Tgl 25 November 2016 hari terakhir di Jogjakarta.Rute trip ini mendadak juga, karena sudah bingung mau kemana lagi. Dan kami sepakat untuk pergi ke kebun binatang Gembira loka.Terminal tujuan kami bernama terminal gembira loka jg, jadi mudah saja untuk mencarinya. Tiket masuk kebun binatang Rp 25.000/org dewasa. kami banyak menjumpai binatang-binantang yang selama ini dilihat di layar kaca saja.Harimau itu besar juga ya.hehe,ternyata.hehe.
foto di perjalanan masuk gembira loka
Tgl 26 November 2016, saatnya kami berpisah dengan orang-orang di penginapan.Karena kami ikut pesawat pagi , chek in jam 6:00, kami segera meluncur ke Bandara dengan berjalan kaki saja.Kami sampai di Tarakan jam 1:00 siang setelah antri mengambil barang di bagasi.
Perjalanan yang tidak akan dilupakan. Pada umumnya, orang mungkin berlibur mengunjungi malioboro,pantai parangtritis. Tetapi kalau saya pribadi lebih senang mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan tempat yang penuh dengan ilmu pengetahuan.Jadi tidak sia-sia pergi ke tempat tersebut. Sekian cerita perjalanan selama seminggu kemarin ,mumpung ingatan masih segar, saya tuliskan semua beserta harga-harganya, jika suatu hari nanti ingin kesana kembali, bisa dikenang.ternyata harganya bisa naik atau tetap, jadi untuk perbandingan.Karena tidak tiap tahun saya bisa berangkat keluar kota seperti kemarin.Tamat.
Rabu, 17 Agustus 2016
Seberkas cahaya .....
Cahaya yang kutemukan hampir membuat aku terbang ke angkasa, tapi cahaya itu bergeming, dia tetap disana , bersinar apa adanya. Hanya aku yang menilai lebih terhadap-Nya. Aku bermaksud meninggalkan cahaya itu, tapi bagaimana aku nantinya ?. Apakah aku siap dengan kegelapan ?....jelas betapa bodohnya diri ini jika meninggalkan cahaya tersebut.Walaupun dia hanya seberkas cahaya yang kecil, tapi dia begitu hangat, dan aku menyukainya. Aku menemukannya dengan tidak di sengaja. Tapi sayangnya, aku belum bisa menilai cahaya itu apa adanya, kenapa begitu senangnya aku dengan cahaya itu ? Aku begitu sedih jika cahaya itu terkena hembusan angin, aku takut jika suatu saat cahaya yang kecil itu akan redup...aku tidak ingin melihat dia sirna di depan mataku. Aku ingin selalu membawanya serta kemanapun aku pergi, Aku ingin cahaya itu selalu ada di sini menemaniku.
Apakah aku nampak egois dan serakah jika aku ingin memilikinya dan menjaganya seorang diri ? Cahaya ini hampir mengambil alih seluruh perhatianku, dan memang kenyataannya, dia memang berkilau dilihat dari sudut manapun, dan aku bangga dengannya. Seperti tulisan ini, aku melebih-lebihkan arti dari cahaya sebenarnya.Sungguh menggelikan, Aku menganggap cahaya ini seperti layaknya manusia.
Tapi sekali lagi, aku sangat berterima kasih kepada-Nya, walaupun cahaya ini tidak memerlukan terima kasih dariku. Cahaya kecil nan berkilau yang menghangatkan hatiku, tetaplah bersinar disini, temani aku sampai batas usiaku...
Rabu, 20 Juli 2016
Tgl 21 Juli 2016
Sekuntum Bunga Yang Indah
Saya tulis kata2 disini, sekedar curahan hati dari seorang penulis. Begitu banyak yang ingin saya tulis dari ucapan dalam hati ini, Tapi cukup sekedarnya saja, biar agak lega.
Untuk saat ini, saya menyadari perasaan sendiri bahwa saya menyukai seseorang. Tetapi perasaan ini begitu berbeda dengan perasaan suka yg sebelum2nya. Dulu pernah menjalin kasih ( flashback sedikit ) perasaan suka ini membuat saya menderita, Saya menangis, sedih , tidak mau kehilangan sosok seorang kekasih seperti dia. Dan kenyataannya kami juga berpisah, dan saya baik2 saja(maafkan saya yang dulu) Begitu anehnya, begitu pisah dari nya saya malah baik2 saja. Memang sempat pernah merasa sedih dan terpuruk, dalam hati berucap "tidak lagi".Entah untuk yang ke berapa kali selalu seperti itu. Cukup untuk flashbacknya.
Saat ini, saya menggunakan penalaran tentang perasaan menyukai seseorang dengan menyukai sekuntum bunga di sebuah taman. Karena itu, saya memberi judul untuk kali ini "Sekuntum Bunga yang Indah ". Semua orang mengetahui bahwa bunga itu indah, Baik mulai kuncupnya sampai dia mekar dengan sendirinya, Begitu banyak warna-warni yang mereka hadirkan di sebuah taman.Tidak sedikit juga banyak hewan2 kecil yang pernah hinggap di sekuntum bunga. Berbagai macam bunga bergabung menjadi satu di sebuah taman, dan mereka begitu serasi antara satu bunga dengan bunga yang lainnya. Mereka juga tidak pernah ribut atau berkelahi,bersaing dengan sesama bunga yang lainnya. (Ya, ia lah, secara mereka hanya sekedar bunga) Bunga tidak memiliki semacam perasaan atau ego seperti kita manusia.Tetapi disini letak aneh dan masalahnya manusia, Begitu banyak dari kita yang berkelahi atau bertengkar dengan seseorang hanya gara2 tidak mau mengalah ,Salah satu sisi negatif dari Ego seorang manusia seperti itu, seperti halnya saya.

Back to Topic ,tapi saya disini tidak membicarakan sifat Ego Manusia. Saya mempunyai sebuah persepsi perasaan suka dengan seseorang dengan perasaan suka dengan sekuntum bunga, Jika anda mempunyai hobby mendokumentasi / koleksi foto sesuatu termasuk bunga , anda bisa melihat keindahannya termasuk saya yang mempunyai hobby "menjepret" . Anda melihat bahwa betapa kagumnya anda dengan hasil jepretan foto anda sendiri,
Apalagi jika itu foto sekuntum Bunga. Saking sukanya dengan warna bunga tersebut, tidak sampai hati saya untuk memetik bunga tersebut."Sayang kalau dipetik, dia akan layu , biarkan lah dia layu dengan sendirinya, tanpa tangan ini yang merusaknya..." Begitu lah ucapan dalam hati saya. Saya menyadari seketika itu juga, saya bisa dan boleh menyukai karena itu hak milik saya akan sesuatu tetapi saya tidak perlu dan tidak mempunyai hak untuk merusak sesuatu tersebut. Saya hanya bisa melihat sesuatu yang indah tersebut tanpa harus merusaknya.
Saya menyukai seseorang tersebut, tetapi saya tidak mau "memetik -Nya" dengan perasaan suka ini. Tidak mau memetik dalam hal ini adalah saya mau melihat seseorang tersebut bahagia dalam hidupnya sendiri. Saya menyukai seseorang tersebut, tetapi saya juga bahagia melihat "dia" hidup bahagia apa adanya , Walaupun dia tidak mengetahui perasaan suka saya ini.
Saya menyukai bunga itu, tetapi saya tidak mau dan tidak ingin memetik bunga itu, saya ingin melihat bunga itu mekar apa adanya tanpa bunga itu mengetahui perasaan suka saya ini.
Keindahan yang muncul dengan sendirinya dan berakhir dengan sendirinya. Tetapi saya tidak merasa sedih, atau menangis , walaupun saya tidak memilikinya. Seperti banyak orang mengatakan "mencintai tanpa harus memiliki" .Kebanyakan orang pada umumnya, akan meratap dalam kesedihan karena tidak bisa memiliki padahal sungguh sangat mencintainya. Butuh waktu dan proses untuk merelakan yang dicintai itu pergi dari sisi kita. Dan itu sudah dinamakan kemelekatan. Dan setelah meratapi kesedihan , muncul pertanyaan " Mengapa cinta itu bisa membuat seseorang menderita? padahal cinta itu kan sebenarnya sesuatu yang indah ".....Sebenarnya indah, tapi karena ada Ego, dan pandangan untuk melekat tanpa disadari, itu sudah tidak menjadi indah.
Begitu lah persepsi saya tentang menyukai seseorang. Saya juga bukan orang yang tidak bertanggung jawab dengan perasaan saya ini, .Saya tetap bertanggung jawab dalam hal menjaga perasaannya untuk hal ini tetap berkomunikasi dan bertutur kata yang baik kepada "Dia". Sama halnya dengan bunga, saya juga bertanggung jawab dengan cara memupuknya dan merawatnya, sehingga dia akan mekar lebih indah .
Sekian untuk curahan hati ini. Terkadang curahan hati ini muncul tanpa diduga.Saya juga masih belum sempurna untuk menyukai seseorang dan memiliki seseorang.Saya hanya ingin belajar dan belajar untuk tidak menyakiti seseorang dalam kehidupan ini. Akhir kata, semoga semua mahluk berbahagia.
Sekuntum Bunga Yang Indah
Saya tulis kata2 disini, sekedar curahan hati dari seorang penulis. Begitu banyak yang ingin saya tulis dari ucapan dalam hati ini, Tapi cukup sekedarnya saja, biar agak lega.

Saat ini, saya menggunakan penalaran tentang perasaan menyukai seseorang dengan menyukai sekuntum bunga di sebuah taman. Karena itu, saya memberi judul untuk kali ini "Sekuntum Bunga yang Indah ". Semua orang mengetahui bahwa bunga itu indah, Baik mulai kuncupnya sampai dia mekar dengan sendirinya, Begitu banyak warna-warni yang mereka hadirkan di sebuah taman.Tidak sedikit juga banyak hewan2 kecil yang pernah hinggap di sekuntum bunga. Berbagai macam bunga bergabung menjadi satu di sebuah taman, dan mereka begitu serasi antara satu bunga dengan bunga yang lainnya. Mereka juga tidak pernah ribut atau berkelahi,bersaing dengan sesama bunga yang lainnya. (Ya, ia lah, secara mereka hanya sekedar bunga) Bunga tidak memiliki semacam perasaan atau ego seperti kita manusia.Tetapi disini letak aneh dan masalahnya manusia, Begitu banyak dari kita yang berkelahi atau bertengkar dengan seseorang hanya gara2 tidak mau mengalah ,Salah satu sisi negatif dari Ego seorang manusia seperti itu, seperti halnya saya.

Back to Topic ,tapi saya disini tidak membicarakan sifat Ego Manusia. Saya mempunyai sebuah persepsi perasaan suka dengan seseorang dengan perasaan suka dengan sekuntum bunga, Jika anda mempunyai hobby mendokumentasi / koleksi foto sesuatu termasuk bunga , anda bisa melihat keindahannya termasuk saya yang mempunyai hobby "menjepret" . Anda melihat bahwa betapa kagumnya anda dengan hasil jepretan foto anda sendiri,
Apalagi jika itu foto sekuntum Bunga. Saking sukanya dengan warna bunga tersebut, tidak sampai hati saya untuk memetik bunga tersebut."Sayang kalau dipetik, dia akan layu , biarkan lah dia layu dengan sendirinya, tanpa tangan ini yang merusaknya..." Begitu lah ucapan dalam hati saya. Saya menyadari seketika itu juga, saya bisa dan boleh menyukai karena itu hak milik saya akan sesuatu tetapi saya tidak perlu dan tidak mempunyai hak untuk merusak sesuatu tersebut. Saya hanya bisa melihat sesuatu yang indah tersebut tanpa harus merusaknya.
Saya menyukai seseorang tersebut, tetapi saya tidak mau "memetik -Nya" dengan perasaan suka ini. Tidak mau memetik dalam hal ini adalah saya mau melihat seseorang tersebut bahagia dalam hidupnya sendiri. Saya menyukai seseorang tersebut, tetapi saya juga bahagia melihat "dia" hidup bahagia apa adanya , Walaupun dia tidak mengetahui perasaan suka saya ini.
Saya menyukai bunga itu, tetapi saya tidak mau dan tidak ingin memetik bunga itu, saya ingin melihat bunga itu mekar apa adanya tanpa bunga itu mengetahui perasaan suka saya ini.
Keindahan yang muncul dengan sendirinya dan berakhir dengan sendirinya. Tetapi saya tidak merasa sedih, atau menangis , walaupun saya tidak memilikinya. Seperti banyak orang mengatakan "mencintai tanpa harus memiliki" .Kebanyakan orang pada umumnya, akan meratap dalam kesedihan karena tidak bisa memiliki padahal sungguh sangat mencintainya. Butuh waktu dan proses untuk merelakan yang dicintai itu pergi dari sisi kita. Dan itu sudah dinamakan kemelekatan. Dan setelah meratapi kesedihan , muncul pertanyaan " Mengapa cinta itu bisa membuat seseorang menderita? padahal cinta itu kan sebenarnya sesuatu yang indah ".....Sebenarnya indah, tapi karena ada Ego, dan pandangan untuk melekat tanpa disadari, itu sudah tidak menjadi indah.
Begitu lah persepsi saya tentang menyukai seseorang. Saya juga bukan orang yang tidak bertanggung jawab dengan perasaan saya ini, .Saya tetap bertanggung jawab dalam hal menjaga perasaannya untuk hal ini tetap berkomunikasi dan bertutur kata yang baik kepada "Dia". Sama halnya dengan bunga, saya juga bertanggung jawab dengan cara memupuknya dan merawatnya, sehingga dia akan mekar lebih indah .
Sekian untuk curahan hati ini. Terkadang curahan hati ini muncul tanpa diduga.Saya juga masih belum sempurna untuk menyukai seseorang dan memiliki seseorang.Saya hanya ingin belajar dan belajar untuk tidak menyakiti seseorang dalam kehidupan ini. Akhir kata, semoga semua mahluk berbahagia.
Rabu, 08 Juni 2016
Aku kagum dan tertarik dengan Bhikkhu Hutan Tradisi Theravada Thailand part III
Tgl 09 June 2016
Diawali dengan foto Para Ajahn / Master Meditasi / Bhikkhu Hutan Tradisi Theravada, penulis melanjutkan catatan di bag.III ini.Penulis masih mengagumi dan akan selalu mengagumi beliau para Guru, para Sesepuh Master Meditasi yang telah berjuang dan berhasil melewati rintangan hidup di dunia ini . Walaupun hanya mengagumi,penulis juga masih banyak belajar tentang Ajaran Dhamma ini, jadi tidak hanya sebatas mengagumi, penulis juga berupaya untuk mempraktekkan Ajaran yang tak ternilai ini dan di dalam hati penulis selalu berujar " semoga berkat Jasa-jasa kebaikan yang selama penulis lakukan baik di masa lalu atau sekarang melimpah dan mengkondisikan penulis bertemu dengan Ajaran Buddha Dhamma di kehidupan mendatang dan mempelajari Ajaran Buddha Dhamma lebih dalam lagi. Bila melihat gambar dari kumpulan para Master Meditasi Thailand ini, penulis selalu tergetar dalam hati,Entah bagaimana melukiskan perasaan ini, seakan-akan mau meledak layaknya gunung meletus.
Gambar yang seakan-akan membawa pikiran penulis menuju tempat para Ajahn,Guru berkumpul disana. Betapa menakjubkannya melihat sosok beliau-beliau dan mengenal dari dekat, (jika bisa ),betapa senangnya hati ini jika bisa bertemu langsung dengan para Guru-guru diatas.Berikut ini Biography singkat Ajahn / Bhikkhu Hutan Tradisi Theravada yang penulis dapat dari segala sumber :
1. Phra Ajahn Sao Kantasilo
Phra Ajahn
Sao Kantasilo Mahathera (1861-1942) adalah seorang Bhikkhu dalam Tradisi Hutan
Thailand Buddhisme Theravada. Beliau adalah anggota yang sangat dihormati dalam
Nikaya Dhammayuttika, pengikut Patriark Agung Thailand,milik Somdet Phra
Nyanasamvara Suvaddhana. Ajahn Mun Bhuridatta Mahathera adalah salah satu siswa
Nya yang paling dikenal dengan baik.
Setelah kremasi nya, fragmen tulang Nya dibagikan kepada orang-orang di sekitar
provinsi Thailand. Menurut pengikutnya, reliks-reliks beliau berubah menjadi
kristal.
2. Phra Ajahn Mun Bhuridatta
Ajahn Mun
lahir pada Kamis, Januari 20, 1870, di sebuah desa pertanian yang bernama Baan
Kham Bong, Khong Jiam, di tepi barat Sungai Mekong,Si Mueang Mai
Kabupaten, Provinsi Ubon Ratchathani timur laut Thailand (Isan) .Ajahn Mun
sepenuhnya ditahbiskan sebagai bhikkhu pada usia 22, pada tanggal 12 Juni 1893,
di Vihara Wat Liap di kota propinsi Ubon Ratchatani. Yang Mulia Phra Ariyakavi
adalah pembimbingnya dan Gurunya adalah Yang Mulia Phra Kru Prajak
Ubolguna. Ajahn Mun diberi nama Buddhis "Bhuridatta" .
Setelah pentahbisan, Ajahn Mun pergi untuk berlatih meditasi bersama Ajahn Sao Kantasilo di Wat
Liap , Ubon, di mana ia belajar untuk mempraktekkan tradisi monastik .
Ajahn Sao mengajarkan metode meditasi kepada Ajahn Mun untuk menenangkan pikiran dengan pengulangan lafal, "Buddho." Karena Ajahn Sao mengetahui bahwa mentor-Nya ini mempunyai pikiran yang liar dan kuat. Ajahn Sao sering menemani Ajahn
Mun mengembara dan berkemah di hutan lebat di sepanjang Sungai Mekong, di mana
mereka akan berlatih meditasi bersama-sama. Ini dikenal sebagai
"thudong" di Thailand, nama yang diambil dari istilah
"dhutanga",
Ajahn Sao
Kantasilo Mahathera, guru pertama Mun sebagai seorang bhikkhu sekaligus mentor, meninggal
pada tahun 1942. Ajahn Mun pindah untuk tinggal lebih lama ke hutan. Pada usia
75 tahun, Ajahn Mun memutuskan untuk menetap di pondoknya yang berada di hutan dalam, Pegunungan Phu Phan , dekat Sakhon Nakhon. Karena
kesehatannya sudah mulai menurun, beliau tidak mampu mengembara ke hutan . Ajahn Mun meninggal pada
tahun 1949 di Wat Suddhavasa Sakhon Nakhon . Ajahn Sao dan Ajahn Mun menarik minat pengikut dalam jumlah yang banyak untuk dijadikan siswa-siswa-Nya dengan mendirikan salah satu
cabang dari Tradisi Hutan Thailand (kammatthana) saat ini dipraktekkan di
seluruh Thailand dan di beberapa negara di luar negeri.
Ajaran Ajahn Mun tentang praktik adalah penerapan disiplin yang sangat ketat. Beliau mengikuti Vinaya
(disiplin monastik) yang dibuat langsung Oleh Sang Buddha , dan juga mengamati banyak dari apa yang dikenal
sebagai 13 klasik dhutanga (asketis) praktek-praktek, seperti hidup dari dana , jubah terbuat dari kulit pohon, tinggal di hutan dan hanya
makan satu kali sehari,mencari tempat-tempat yang terpencil di hutan belantara
Thailand dan Laos, Meskipun sifatnya
tertutup, beliau banyak menarik perhatian besar terhadap para siswa-Nya yang bersedia untuk menanggung kesulitan
hidup di hutan untuk belajar dengan Ajahn Mun.
3. Phra
Dharmavisuddhimongkhol /Ajahn Maha Bua Nanasampanno
Bua
lahir di desa Taad Baan di provinsi timur laut Udon Thani. Beliau adalah salah
satu dari 16 anak-anak dari keluarga kaya petani. Ketika ia berusia 21
tahun, orang tuanya memintanya untuk memasukkan menjadi bhikkhu tradisi
Thailand untuk menunjukkan rasa terima kasih terhadap orang tua. beliau masuk vihara Yothanimit dan ditahbiskan pada 12 Mei 1934 dengan Yang Mulia Chao Khun
Dhammachedi sebagai pembimbingnya. Pembimbingnya memberinya nama Pali
'Nanasampanno', yang berarti 'seseorang yang diberkati dengan kebijaksanaan' Dia
mempelajari bahasa Pali, bahasa Buddhisme Theravada, serta Vinaya (aturan
monastik perilaku yang benar). Setelah tujuh tahun, ia melewati tingkat ketiga
Pali studi, dan mencapai tingkat tertinggi dalam Dhamma dan studi Vinaya. Dia
kemudian berkonsentrasi sepenuhnya pada latihan Dhamma dengan harapan belajar
dengan Phra Ajahn Mun, salah seorang guru meditasi yang paling terkenal di
masanya .
Nanasampanno kemudian pergi mencari Yang Mulia Ajahn Mun . Berkat usaha yang tidak kenal lelah, akhirnya Ajahn Maha Bua Nanasampanno bertemu dengan Phra Ajahn Mun Bhuridatta. Ajahn Maha bua senang sekali pada waktu bertemu Karena seolah-olah Ajahn Mun sudah mengetahui keinginan, niat, dan keraguan-Nya. Ajahn Mun mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran Ajahn Maha Bua dan menunjukkan jalan bahwa menuju jalan Nibbana masih ada. Nanasampanno berkata pada
dirinya sendiri:
"Sekarang, Aku datang untuk hal yang nyata
Dia telah membuat segalanya jelas dan saya tidak lagi memiliki keraguan..
Sekarang terserah kepada saya untuk menjadi benar atau sebaliknya. Aku bertekad
untuk merealisasikan menjadi kenyataan!"
Beliau juga Pendiri Proyek Bantuan Nation Thailand, upaya amal yang didedikasikan untuk
membantu perekonomian Thailand. Beliau telah dikunjungi dan didukung oleh Raja dan
Ratu Thailand.Ajahn Maha Bua terkenal dengan keterampilan pembicaraan Dhamma secara langsung dan dinamis karena itu tidak heran beliau banyak diminta nasehat maupun Ajaran-nya untuk pemerintahan di Thailand pada masa itu.
Pada 3
Desember 2010, Ajahn Maha Boowa dibawa ke Rumah Sakit Siriraj di Bangkok
setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit di Khon Kaen dan Udon Thani. Beliau
kembali ke Vihara Pa Ban Tat pada 3 Januari 2011.Minggu dini hari, para umat di
Vihara Pa Ban Tat, timur laut propinsi Udon Thani mengabarkan bahwa Ajahn Maha
Boowa telah wafat. Mereka berkumpul dan melakukan pelimpahan jasa pada pagi
hari saat waktu pindapatta. Jasad Ajahn Maha Boowa disemayamkan
sementara di aula atas Dhammasala Vihara Pa Ban Tat.Berkaitan dengan wafatnya
Ajahn Maha Boowa, Y.M. Putri Chulabhorn memimpin jalannya upacara ritual
kerajaan di Vihara Pa Ban Tat pada pukul 18.00 waktu setempat.
Untuk Biography Phra Ajahn Sao Kantasilo, penulis tidak banyak menemukan data beliau.Data yang ada di Wikipedia pun , penulis hanya mendaptkan sedikit.Jadi hanya seperti diatas biography singkat Phra Ajahn Sao Kantasilo.
Sepertinya my diary part III untuk hari ini cukup sampai disini, penulis akan melanjutkan biography Para Ajahn / Master Meditasi lainnya yang sangat fenomenal. Tidak lupa , penulis mengucapkan Sabbe satta Bhavantu sukhitata, semoga semua mahluk berbahagia,sadhu sadhu sadhu.
Kamis, 19 Mei 2016
Aku kagum dan tertarik dengan Bhikkhu Hutan Tradisi Theravada Thailand part II
Tgl 20 Mei 2016
Penulis juga akan memasukkan foto Para Bhikkhu kembali ,silahkan dilihat :
Lanjutan yang kemarin, kisah tentang kekaguman penulis dengan para bhikkhu hutan Negara Thailand.
Para Bhikkhu hutan Thailand terkenal dengan sistem Ajaran yang menekankan pada Meditasi.Semua yang berhubungan dengan kehidupan ini, apapun itu harus disadari oleh si Pelaku, Para Bhikkhu Hutan Thailand ini tidak segan-segannya mengajarkan kepada para Murid-murid dan para Umat untuk yang mau belajar mendalami Dhamma .
Di buku Ajahn Chah yang berjudul " Ini pun kan berlalu " mengatakan "semua adalah Dhamma...kamu duduk kesakitan itu adalah Dhamma, kamu tertawa riang itu adalah Dhamma,Tidak usah mencari jauh-jauh tentang apa itu Dhamma.Disaat kamu menyadari sesuatu itulah Dhamma.Kebahagiaan dan penderitaan adalah Dhamma."
Ada kata-kata yang kusukai di Buku Ajahn Chah tersebut yang berbunyi " Buddha lahir di hutan, mencapai penerangan sempurna di hutan dan parinibbana di hutan.Walaupun kita hidup di hutan, kita tidak liar seperti mahluk yang tinggal di hutan, secara batin kita terangkat dalam keheningan.Begitu damainya mendengar suara kicauan burung di hutan tanpa harus mengusik ketentraman seperti ini,seperti itu pula batin kita hening dalam diam."
Selain Ajahn Chah yang penulis kagumi (walaupun hanya sebatas buku) , ada juga Ajahn Maha Boowa (1913 - 2011).Ajahn Maha Boowa adalah sosok yang disegani oleh Raja maupun kabinet di Pemerintahan Kerajaan Thailand.Beliau sering diminta nasehat-Nya oleh Pemerintahan Thailand.Beliau juga terkenal dengan kemampuan Abhinna (Abhinna adalah kemampuan batin luar biasa yang didapat dari meditasi mendalam yang dapat melihat kehidupan lampau maupun sekarang)yang luar biasa .Ada juga Bhikkhu dari Indonesia yang berguru dengan Bhikkhu Hutan dari Thailand.Beliau adalah Y.M.Bhikkhu Jinadhammo Mahathera , Y.M,Bhikkhu Utammo Mahathera yang mempunyai karma baik bertemu dan menjadi murid dari Ajahn Thate Desaransi(1902 - 1994).
Penulis juga akan memasukkan foto Para Bhikkhu kembali ,silahkan dilihat :
Phra Ajahn Maha Bowa Nanasampanno
Phra Ajahn Thate Desaransi
Phra Ajahn Dune Atulo (1888-1983)
Phra Ajahn Mun Bhuridatto dan murid-murid yang mau pergi ke Hutan
Phra Ajahn Mun Bhuridatto dan murid-murid
Phra Ajahn Chah beserta murid-murid beliau
Phra Ajahn Chah dengan Murid asing beliau
Phra Ajahn Dune Atulo (1888 - 1983 ) adalah salah satu murid senior dari Master Meditasi Legendaris Ajahn Mun Bhuridatto.Khotbah dhamma yang sangat terkenal dari Phra Ajahn Dune Atulo adalah "Bila kita belum bisa menghormat Ayah & Ibu kita sendiri,janganlah pergi menghormat para Bhikkhu.Jika Orang Tua kita belum kenyang,janganlah pergi memberi makan kepada para Bhikkhu.Menghormat Bhikkhu setiap saat tetapi menghormat Orang tua belum tentu.Makanan enak diberikan kepada para Bhikkhu,tetapi sisa makanan diberikan kepada Orang tua,itu sama saja dengan menyiapkan jalan untuk ke alam neraka."
Masih banyak lagi ajaran/khotbah Dhamma yang diajarkan para Bhikkhu Hutan seperti mereka.Kisah hidup mereka sangat fenomenal menurut penulis.Walaupun hidup di Hutan,mereka lebih pintar dari kita yang hidup di kota.Dibandingkan dengan para intelektual,bisnisman,professor,orang kaya,orang tidak mampu, yang hidup di kota-kota, mereka lebih pintar dalam menghadapi arus kehidupan yang penuh dengan derita kalau tidak bijak dalam menghadapi keruwetan hidup.
Cukup sekian penulis menulis beberapa kata disini.Besok bisa sambung kembali.Akhir kata Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata,Semoga semua mahluk berbahagia,Sadhu..sadhu...sadhu.
aku kagum dan tertarik dengan Bhikkhu Hutan Tradisi Theravada Thailand
Tgl 19 Mei 2016,
Untuk pertama kalinya,kutulis kata-kata di blog ini.Jadi kalau menurut kalian rada aneh kata-katanya,agak wajar y,soale baru pertama kali menulis di blog dan dipublikasikan.hehe.
Aku pribadi kagum dan tertarik dengan Bhikkhu.Khususnya Bhikkhu Hutan Tradisi Theravada Negara Thailand.Entah kenapa walaupun hanya melihat foto atau gambar yang hitam putih dari Bhikkhu-bhikkhu tersebut,aku sudah merasa heppi.Aku pertama kali mengetahui bhikhhu hutan seperti mereka,dari Sebuah buku yang berjudul " Membuka pintu hati" yang dibuat oleh Ajahn Brahm.Ajahn Brahm merupakan Murid dari Bhikkhu Hutan Thailand yang bernama Ajahn Chah Bodhinyana.Nah,dari buku tersebut aku langsung penasaran dengan yang namanya Ajahn Chah Bodhinyana.Ternyata bukan hanya Ajahn Chah Bodhinyana(1918 - 1992) saja yang sangat terkenal.Negara Thailand merupakan negara yang mempunyai populasi penduduk dengan mayoritas beragama Buddhism.Dan tidak heran jika ada banyak Bhikkhu Hutan yang sangat fenomenal akan ajaran Dhamma-Nya.
Ajahn Chah sebenarnya bukan murid langsung dari seorang guru.Beliau belajar pada diri sendiri untuk bisa mengikuti jejak yang beliau kagumi.Beliau pernah sewaktu kecil mendengar ceramah/khotbah Dhamma yang dibawakan langsung oleh Ajahn Mun Bhuridatto.Beliau mengatakan "dia yang mempunyai mata bagus ,walaupun melihat dari kejauhan,dia akan menyadari inilah Ajaran yang patut dipraktekkan.begitu pula sebaliknya,dia yang tidak mempunyai mata bagus,walaupun melihat dekat,tetapi dia tidak menyadari akan adanya Ajaran yang indah ini"
Phra Ajahn Mun Bhuridatto (1870 - 1949) dan Phra Ajahn Sao Kantasilo (1861-1941)merupakan sosok pendiri Ajaran Buddhism abad ke-18 di Thailand,Myanmar,Vietnam, dan daerah Asia Tenggara lainnya dimana beliau menggerakkan ajaran Buddhism langsung dari Ajaran Buddha Gotama di India 2500 SM.Beliau menerapkan ajaran Buddhism pada intinya yaitu mengakhiri penderitaan dan mencapai Nibbana.Beliau juga menerapkan sistem Ajaran dengan pelatihan yang keras dengan hidup di hutan pada murid-murid beliau.Tidak heran,saking kerasnya banyak juga yang melepas jubah karena tidak bisa menahan penderitaan seperti itu.Tetapi walaupun banyak yang tidak bisa menahan untuk melepas jubah,banyak juga warga negara Asing yang bersedia menjadi murid-murid beliau,salah satunya yaitu Ajahn Sumedho dan Ajahn Brahm.
Pertama kali melihat foto-foto Bhikkhu Hutan seperti mereka,aku membayangkan mereka yang walaupun dengan usia senja-Nya mereka tidak pernah merepotkan anak murid mereka,walaupun di usis senja mereka,wajah mereka begitu bersahabat,dengan kerutan diwajah mereka ,senyum mereka begitu manis mengalahi senyum artis2 korea yang muda dan tampan.Walaupun di foto tersebut aku melihat seorang kakek tua,tapi aku tidak menaruh kasihan atau iba pada mereka,malah aku terkagum-kagum dengan mereka,betapa hebat-Nya mereka melewati kehidupan ini .Betapa ulet-Nya mereka melewati rintangan di kehidupan mereka disaat ini.Malah aku yang harus dikasihani oleh mereka,kalau mereka masih hidup didunia dan bertemu denganku.Karena aku hanya berputar-putar disini-sini saja.Tidak pernah melewati laut seberang.Tetapi itu tidak menyurutkan tekadku untuk selalu dalam Ajaran Buddha Dhamma.
Ini ada beberapa foto dari para Bhikkhu Hutan Tradisi Theravada Negara Thailand.
Phra Ajahn Mun Bhuridatto
Phra Ajahn Sao Kantasilo
Master Meditasi Thailand
Phra Ajahn Chah Bodhinyana
Masih banyak lagi foto-foto Para Bhikkhu Hutan Negara Thailand.Akan aku lanjut di blogku selanjutnya.Terima kasih sudah mengunjungi blogku dan membaca tulisanku ini.Kututup dengan "Sabbe satta Bhavantu Sukhitata,Semoga semua mahluk berbahagia.Sadhu sadhu sadhu"
Langganan:
Postingan (Atom)