Selasa, 29 November 2016

Perjalanan singkat atau panjang tetap memberi kesan

Mumpung masih ingat moment-moment selama perjalanan seminggu di kota gudeg,Magelang,Solo, Jadi dituangkan disini.
Diawali tgl 19 November 2016, pukul 4:15 Wite saya,mama dan keponakan berangkat menuju bandara Juata Tarakan.Pada saat itu hujan deras menemani kami disepanjang jalan.Karena waktu cek in menunjukkan pukul 6:00 pagi, kami pergi lebih awal, khawatir ketinggalan pesawat.Ada kejadian kecil juga yang terjadi di awal keberangkatan itu.Dari kejadian itu, saya akan lebih memilih berangkat ala backpacker seorang diri.Tidak ribet.hehe
Karena tgl 19 itu ada moment yang bisa dibilang mengecewakan, mulai dari perjalanan ke tempat sanak keluarga,  tempat tinggalnya, jadi intinya saya mengeluh dan tentu itu tidak baik untuk ditulis disini secara detil.Tetapi saya tetap mengucapkan banyak-banyak terima kasih , dan bisa menikmati suasana pedesaan di kala cahaya matahari masih malu-malu untuk keluar .Disaat mengeluh pada waktu itu, saya memilih untuk berjalan-jalan melihat pemandangan pedesaan.
Tgl 20 November 2016 sekitar pukul 9:15 saya, mama dan keponakan mencari terminal bus tujuan magelang.lebih tepatnya Desa Mungkid,Magelang.Kami menemukan bus yang mempunyai tujuan langsung ke terminal borobudur.Setelah bertanya ke orang2 sekitar, akhirnya kami menemukannya.Hanya dengan ongkos Rp 20.000,- bus ukuran 3/4 bernama cempaka putih membawa kami ke terminal borobudur dengan waktu 1 1/2 jam.Pukul sudah menunjukkan 10:45, akhirnya kami sampai juga ditempat yang dituju.Setelah sampai di terminal, kusir andong mendatangi kami untuk menawarkan jasanya.Segera kami mengikuti kusir andong itu untuk mencari penginapan terdekat.Sekitar pukul 11:00 kami sudah mendapat penginapan,Penginapan Lotus 1 dengan harga Rp 200.000 per kamar terletak di pinggir jalan pelataran kawasan candi borobudur .  kami juga sudah membersihkan diri dan mengisi perut yang lapar.Pada saat itu, diselenggarakan festival marathon borobudur.Jadi suasana sangat sangat ramai.Tetapi kata pak kusir andong ini belum terlalu ramai, andong masih bisa lewat, coba kalau ada acara agama Buddha, macetnya.Andong saja tidak bisa lewat dijalan ini saking macetnya.Begitu kata pak kusir, dan buat saya ternganga, bukan main dalam hati saya.hehe.cuaca panas terik tidak menyurutkan semangat untuk segera menaiki tangga candi.jantung tidak karuan berdetak, karena cukup jauh juga jarak antara loket masuk dan pelataran candi dan juga ini baru pertama kalinya, saya menginjakkan kaki di tempat bersejarah seperti ini.kami disambut oleh pohon beringin tua yang besar dan mempunyai akar yang panjang menjuntai ke bawah.Tiba saatnya kami sampai di tangga pertama.begitu takjubnya saya melihat dari bawah, saking takjubnya, saya sempat terharu.mau menangis rasanya.hehe.setelah naik tingkat paling atas, yaitu di stupa yang paling besar, bukannya lebih khuysuk untuk hening, malah terganggu dengan wara-wiri turis lokal maupun mancanegara.Penuh sesak, cuaca panas menambah kecewa dalam hati.saya ingin kesini lagi, pas sudah sepi.itu niat saya.jadi tgl 22 november saya kembali lagi di pagi hari, jam 6:30.
Tgl 21 November 2016 sekitar jam 8:30 pagi kami dijemput andong yang kemarin.kali ini rute kami mau ke vihara mendut, candi mendut dan candi pawon.jaraknya tidak terlalu jauh.hanya memakan waktu setengah jam, kami sudah sampai di vihara mendut domisilinya Y.M Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera.Karena para bhikkhu menghadiri acara HUT STI ke 40 di Jakarta, alhasil vihara mendut sepi.hanya ada penjaga.tapi disitu lah puasnya untuk berkeliling melihat pemandangan di vihara mendut.hehe.Pertama masuk pintu, saya melihat patung Buddha parinibbana.setelah itu ada ruangan dhammasala, segera saya menghaturkan rasa hormat dengan memasang dupa dan bersujud sebanyak 3x.Setelah itu tidak lupa kami berfoto-foto ria.hehe.lanjut ke tengah kawasan vihara, saya jumpai pintu berbentuk candi replika angkor wat, saya pikir satu saja, rupanya dibelakang ada juga pintu replika candi angkor wat lagi.saya jatuh cinta dengan vihara mendut yang asri, tenang, adem.pokoknya saya tidak ingin beranjak dari vihara mendut.jalan sebentar, kami sampai di candi mendut.dengan tiket yang murah meriah hanya Rp 3.500,- kami segera memasuki kawasan candi mendut.candi mendut dekat dengan rumah-rumah orang sekitar.betapa bahagia nya bisa tetanggaan dengan candi dan vihara mendut.hehe.Untuk ruangan tengah candi kalau dilihat dari luar terlihat gelap, tetapi pada saat masuk melihat patung Buddha posisi duduk tegak, seakan-akan ada cahaya ditengahnya.dan itu tertangkap oleh camera di hp saya.setelah puas mengambil gambar di dalam ruangan candi, saya melanjutkan dengan di luar ruangan.saya dapati ibu-ibu sedang membersihkan bebatuan dengan seikat lidi kecil.Mereka sedang membersihkan lumut yang menempel di bebatuan candi.sungguh pekerjaan yang mulia.Di kawasan candi mendut, turis mancanegara tidak sebanyak di candi borobudur.jadi kami hanya melihat para pekerja yang membersihkan dedaunan, memotong rumput, menyapu.pemandangan ini lebih enak dipandang dibandingkan yang kemarin.
lanjut dari candi mendut, tak lupa saya berniat kembali "q ingin kesini lagi, tunggu q", kami ke candi pawon.Ukuran Candi pawon agak kecil dibandingkan candi mendut.tetapi mempunyai ukuran yang sama yaitu segi 4.candi pawon ini juga bersebelahan dengan rumah orang-orang sekitar.Harga tiket masuk juga sama seperti di candi mendut.Setelah selesai mengambil gambar candi pawon, kami kembali ke penginapan.3 Candi yang kami datangi itu merupakan 3 candi agama Buddha yang mempunyai letak sejajar dengan garis lurus.Hebat nya y.ckck
Tgl 22 November 2016 pagi pukul 6:30 saya sendirian segera bergegas ke candi Borobudur lagi.hehe.Dengan semangat 45, jarak jauh dengan jalan kaki tidak melemahkan sedikit pun diri ini.ceile.Udara sejuk mengelilingi kawasan candi borobudur. Merasakan nafas masuk, keluar merupakan moment yang berharga pada saat itu. Tiba di puncak, bertemu dengan turis mancanegara, yang sedang asyik mengambil gambar atas keindahan candi borobudur.Walaupun mereka asyik berfoto-foto ria, tapi mereka tidak bising seperti turis lokal kemarin .Turis mancanegara lebih menghormati dengan sikap mereka yang tidak grasa grusu pada saat mengamati satu stupa dengan stupa yang lainnya.Tidak lupa juga saya meminta gambar dengan salah seorang bule mancanegara yang entah dari mana asalnya, saya juga tidak menanyakannya, yang penting dapat foto bersama,hehe.

foto di pagi hari, matahari masih malu-malu


foto dengan turis mancanegara,hehe
Masih tanggal 22 November 2016, sekitar jam 8:30 pagi setelah selesai mandi dan sarapan, kami pun berniat untuk pergi ke Solo, berkunjung ke Vihara Dhammasundara. Kami menjumpai supir taxi, setelah nego harga kami sepakat untuk membayar Rp 700.000 biaya pulang pergi ke solo.Perjalanan ke Solo menghabiskan waktu kurang lebih 2,5 jam.Itupun melewati jalur alternatif , supaya menghindar dari kemacetan di Jogjakarta.Jadi dari Magelang ke Solo lumayan jauh jaraknya.Perjalanan kami ke Solo, melewati Klaten.Dengan menggunakan GPS di Google Maps setidaknya membantu kami dalam perjalanan yang berliku-liku. Setelah sampai di Jalan Ir.Juanda, kami mulai mengamati dengan pasti dimana kira-kira Vihara itu berada,Rpanya dipinggir jalan.Mudah saja mencarinya ternyata,hehe.Pertama kali masuk, kami melihat pintu gerbang besar, yang sangat keren. Ditengah kawasan vihara, ada Candi replika di Kamboja, berwarna putih.Candi yang sangat indah,
                                         replika candi yang ada di Vihara Dhammasundara
Vihara Dhammasundara tampak depan

Setelah puas mengelilingi vihara yang sepi, kami pulang kembali ke magelang.Kami diguyur hujan yang sangat deras dalam perjalanan. Kami sampai di penginapan di desa mungkid sekitar jam 5:00 sore. Walaupun di dalam mobil, kami pun merasakan kedinginan, padahal AC di mobil sudah dimatikan. Tapi saya senang sudah bisa menginjakkan kaki di vihara Dhammasundara,Solo.

Tgl 23 November 2016 kami kembali ke Jogjakarta, karena tgl 26 November 2016 kami sudah kembli ke Tarakan, jadi rencana saya tgl 23 sudah menginap di dekat Bandara adisucipto, Jogjakarta, biar gampang membawa barang-barang. Kami menyewa jasa supir taxi yang kemarin, dengan membayar Rp 250.000,- kami tiba di dekat Bandara adisucipto.Kami mendapat penginapan yang murah meriah, yang lumayan strategis juga dalam hal cuci mata.hehe.Tiap hari kami melihat pemandangan kereta api melewati jalur kereta di dekat Bandara Adisucipto.Jadi sangat ramai, tapi seru.Banyak juga makanan yang dijajakan oleh pedagang kaki lima di depan penginapan itu.Nama penginapannya  Penginapan Sari .dengan harga semalam Rp 145.000 saya menyewa untuk 3 hari ke depan.Setelah membereskan tas dan barang bawaan kami, sekitar jam 12:30 siang kami sudah mengisi perut kembali, kami berkunjung ke Candi Prambanan. Dengan menaiki Bus TransJogja, kami hanya membayar tiket Rp 3.500/org, kami langsung dibawa berjalan-jalan melewati terminal atau shelter Transjogja.Jangan takut untuk bertanya dengan petugasnya disana.Mereka sangat ramah dan jujur.jadi kita tidak akan takut dibohongi juga.Candi Prambanan di pinggir jalan.Terlihat jelas jika kita melewati jalan besar di jogja.Setelah sampai di terminal prambanan milik transjogja, kami menaiki andong lagi.Dengan harga Rp 40.000 kami dibawa andong ke pintu masuk candi prambanan. Harga tiket masuk Candi prambanan Rp 35.000,-.Kawasan candi prambanan diliputi angin sepoi-sepoi.Tapi pada saat mendekat pelataran candi, angin disana sangat kencang.Kami tidak mengunjungi Candi sewu,dan candi yang lain,Karena melelahkan.jadi kami segera pulang.tidak lupa kami pergi ke terminal prambanan tempat kami diturunkan.Dengan tujuan shelter Bandara, kami pun sampai, sisanya kami jalan kaki sebentar, dan telah sampai di penginapan.

Tgl 24 November 2016, kali ini, rute kami yaitu Keraton Ngayogjakarta.Seperti biasa kami menaiki bus transjogja lagi, dengan tujuan terminal taman pintar.Terminal itu yang termasuk dekat dengan alun-alun keraton. Setelah sampai di terminal taman pintar, kami menaiki becak motor untuk minta diantarkan ke alun-alun. Dengan harga Rp 10.000 kami dibawa ke tempat perusahaan rumahan Bakpia pathok,kami juga diantarkan untuk melihat tempat kerajinan batik, tapi kami tidak kesana, karena kami sudah banyak membeli baju batik sewaktu di Borobudur.Banyak pohon beringin tua di sepanjang jalan, jadi terlihat sangat adem di mata, meneduhkan.Kami diturunkan di parkiran andong.karena masih pagi, keraton masih nampak tutup.Jadi kami menaiki andong lagi untuk dibawa berputar-putar mengelilingi alun-alun, dan sekitar keraton luar. Setelah tawar menawar dengan pak kusir andong kami menyetujui harga sewanya yaitu Rp 70.000,-.Kami juga jumpai rumah kerabat Kelurga kerajaan yang sangat megah diantara gang-gang kecil.Setelah puas berkeliling, akhirnya pintu masuk keraton terbuka juga tanda turis sudah boleh memasuki  area keraton.Harga tiket masuk Rp 5.000/org dewasa dan tiket untuk memotret Rp 1.000,-
salah satu ruangan di area keraton
Para abdi dalem keraton pun tidak lupa saya ambil gambarnya, tidak lupa meminta ijin dengan sopan santun untuk meminta gambar para beliau-beliau itu.Ada juga museum di dalam kawasan keraton .Banyak foto maupun lukisan dari Para Pemegang Kekuasaan di Keraton dari jaman kolonial Belanda sampai foto Sri Sultan Hamengkubuwono yang sekarang.
Salah satu foto yang terpampang di museum

Tgl 25 November 2016 hari terakhir di Jogjakarta.Rute trip ini mendadak juga, karena sudah bingung mau kemana lagi. Dan kami sepakat untuk pergi ke kebun binatang Gembira loka.Terminal tujuan kami bernama terminal gembira loka jg, jadi mudah saja untuk mencarinya. Tiket masuk kebun binatang Rp 25.000/org dewasa. kami banyak menjumpai binatang-binantang yang selama ini dilihat di layar kaca saja.Harimau itu besar juga ya.hehe,ternyata.hehe.
foto di perjalanan masuk gembira loka

Tgl 26 November 2016, saatnya kami berpisah dengan orang-orang di penginapan.Karena kami ikut pesawat pagi , chek in jam 6:00, kami segera meluncur ke Bandara dengan berjalan kaki saja.Kami sampai di Tarakan jam 1:00 siang setelah antri mengambil barang di bagasi.

Perjalanan yang tidak akan dilupakan. Pada umumnya, orang mungkin berlibur mengunjungi malioboro,pantai parangtritis. Tetapi kalau saya pribadi lebih senang mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan tempat yang penuh dengan ilmu pengetahuan.Jadi tidak sia-sia pergi ke tempat tersebut. Sekian cerita perjalanan selama seminggu kemarin ,mumpung ingatan masih segar, saya tuliskan semua beserta harga-harganya, jika suatu hari nanti ingin kesana kembali, bisa dikenang.ternyata harganya bisa naik atau tetap, jadi untuk perbandingan.Karena tidak tiap tahun saya bisa berangkat keluar kota seperti kemarin.Tamat.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar